Kabarindo24jam | Jakarta – Ekonomi Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Di tengah kabar pembangunan di sana-sini, ada gelombang kegelisahan yang mulai terasa di tengah masyarakat. Harga kebutuhan pokok terus naik, lapangan kerja makin sempit, dan usaha kecil makin sulit bertahan. Banyak orang merasakannya, tapi tak semua paham bahwa ini adalah gejala dari sesuatu yang lebih besar yaitu penurunan kesehatan ekonomi nasional.
Berikut adalah tanda- tanda nyata bahwa ekonomi Indonesia sedang dalam fase mengkhawatirkan:
- Harga Sembako Melambung, Daya Beli Merosot
Minyak goreng, beras, telur—semuanya naik. Tapi gaji? Tetap segitu-gitu saja. Ini adalah sinyal klasik bahwa inflasi tidak diimbangi dengan pertumbuhan pendapatan. Masyarakat makin hemat, bukan karena bijak, tapi karena terpaksa dan dipaksa keadaan.
- PHK di Mana-Mana, Tapi Jarang Terekspos
Banyak perusahaan, mulai dari startup teknologi hingga manufaktur bahkan media digital, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) diam-diam. Data resmi mencatat ribuan, tapi realitasnya bisa jauh lebih besar. Ini berarti dunia usaha sedang kesulitan bertahan.
- UMKM Bertumbangan, Pasar Lesu
Usaha kecil dan menengah (UMKM) yang jadi tulang punggung ekonomi mulai kehabisan nafas bahkan sekarat. Modal sulit, pembeli sepi, dan biaya produksi terus naik. Mereka yang dulu jadi penggerak ekonomi kini justru yang paling terpukul.
- Utang Negara Meningkat, Bunga Menggunung
Utang luar negeri Indonesia terus bertambah. Pemerintah berusaha menjaga stabilitas fiskal, tapi pembayaran bunga makin membebani anggaran. Ini seperti gali lubang, tutup lubang—dan lubangnya makin dalam.
- Nilai Rupiah Melemah, Harga Impor Naik
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar membuat barang-barang impor jadi lebih mahal, termasuk bahan baku industri. Ini bisa memicu efek domino: biaya produksi naik, harga barang naik, konsumen menjerit.
- Investasi Asing Melambat, Kepercayaan Turun
Investor global mulai berhati-hati menanamkan modal di Indonesia. Ketidakpastian politik, isu hukum, dan lemahnya jaminan usaha membuat arus modal asing bergerak lamban. Padahal, investasi asing adalah mesin pertumbuhan ekonomi.
- Kesenjangan Sosial Makin Terlihat
Satu sisi, gedung pencakar langit dan proyek prestisius lain terus dibangun. Di sisi lain, warga berdesakan antre bansos. Jurang kaya dan miskin semakin dalam dan terlihat nyata Jika dibiarkan, ini bisa memicu keresahan sosial yang lebih besar dan pergolakan yang masif akibat dari kecemburuan sosial.
Sudah saatnya kita melek ekonomi dan sadar diri bahwa negara kita tidak sedang baik-baik saja. Penurunan ekonomi tidak selalu ditandai dengan krisis besar tapi kita semua pasti terdampak, meski tidak selalu langsung. Maka, penting untuk waspada, kritis, dan mendesak para pemegang kebijakan agar tidak sekadar menambal luka—tapi benar-benar menyembuhkan ekonomi negeri.
Indonesia butuh lebih dari sekadar narasi optimisme. Kita butuh aksi nyata dari pemerintah yang berpihak pada kesejahteraan rakyatnya,bukan sekedar retorika!