Kabarindo24jam.com | Bengkulu Utara – Gagasan segar datang dari Ketua Yayasan Kabarindo, Wendi Hendra Setiawan (Wendi HS), yang mengusulkan agar penyaringan bakal calon kepala daerah (Cakada) di masa mendatang mencakup program magang dan pengabdian langsung di tengah masyarakat sebelum ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Menurutnya, langkah tersebut bukan hanya akan melahirkan pemimpin yang lebih memahami kebutuhan rakyat, tetapi juga menjadi ujian nyata terhadap karakter, empati, dan kemampuan calon kepala daerah dalam menghadapi persoalan lapangan.
“Sebelum ditetapkan sebagai calon oleh KPU, para bakal calon kepala daerah sebaiknya diwajibkan mengikuti program magang di masyarakat. Dari situ bisa dinilai kredibilitas, kepedulian, dan sejauh mana mereka mampu memberi solusi terhadap permasalahan masyarakat,” ujar Wendi HS, Ketua Yayasan Kabarindo Bengkulu.
Wendi menjelaskan, kegiatan magang tersebut dapat diarahkan pada program sosial yang inovatif dan produktif, seperti membantu masyarakat pelosok mengembangkan ekonomi lokal, memperbaiki fasilitas umum, hingga melaksanakan program makan bergizi gratis sebagaimana menjadi fokus Presiden RI saat ini.
“Kalau bisa, dalam kegiatan magang itu para Cakada bersama masyarakat menciptakan program makan bergizi gratis, sambil melakukan kegiatan inovasi sosial dan pembangunan lainnya yang berdampak langsung bagi warga,” tambahnya.
Lebih lanjut, Wendi menegaskan bahwa untuk menjadi seorang sarjana saja mahasiswa diwajibkan mengikuti KKN dan magang, sehingga sudah seharusnya calon kepala daerah—bahkan calon presiden sekalipun—memiliki kewajiban serupa.
“Kalau untuk jadi sarjana saja wajib KKN dan magang, maka untuk jadi kepala daerah bahkan presiden seharusnya juga begitu. Tujuannya supaya calon pemimpin negeri ini tidak hanya mengandalkan latar belakang orang kaya atau dukungan partai politik besar, tapi benar-benar lahir dari pengalaman pengabdian kepada masyarakat,” tegasnya.
Dampak Positif Program Magang Cakada
Wendi menilai, penerapan program magang bagi bakal calon kepala daerah akan memberi dampak positif yang signifikan terhadap kualitas demokrasi dan arah pembangunan di Indonesia.
Ia merinci, melalui program tersebut:
- Para calon akan lebih berempati dan memahami langsung persoalan rakyat.
- Akan lahir pemimpin yang solutif dan inovatif, karena terbiasa melihat masalah dari akar dan mencari solusi nyata.
- Proses magang dapat menjadi alat ukur objektif untuk menilai kredibilitas dan komitmen calon.
- Politik akan lebih bersih dan berorientasi pada pengabdian, bukan sekadar transaksi kekuasaan.
Dan yang terpenting, kepercayaan publik terhadap demokrasi akan meningkat, karena masyarakat dilibatkan langsung dalam menilai calon pemimpinnya.
“Program magang semacam ini akan menciptakan pemimpin yang tidak sekadar populer, tapi juga peka, solutif, dan terbukti mampu bekerja untuk rakyat. Demokrasi kita akan jauh lebih sehat jika calon kepala daerah benar-benar diuji melalui kerja nyata, bukan hanya citra politik,” tutur Wendi HS dengan penuh keyakinan.
Magang Cakada Akan Menciptakan Efek Domino Perubahan
Dalam komentarnya yang lebih jauh, Wendi menjelaskan bahwa program magang ini bukan hanya pembentukan karakter individu calon pemimpin, tetapi juga akan membawa efek domino bagi kehidupan sosial, ekonomi, dan pemerintahan daerah.
“Bayangkan jika setiap bakal calon kepala daerah wajib turun langsung membenahi desa, memperbaiki sekolah, mendampingi petani, atau mengelola program gizi anak—maka bukan hanya calon yang belajar, tapi masyarakat pun merasakan manfaatnya sejak awal proses politik,” ujarnya.
Menurut Wendi, hal itu akan membangun kepercayaan publik yang luar biasa, karena rakyat akan menilai calon pemimpinnya bukan dari baliho dan janji kampanye, melainkan dari kerja nyata dan kedekatan mereka di lapangan.
“Dampaknya akan luar biasa. Pemilu tidak lagi jadi ajang pencitraan, tapi arena pengabdian. Masyarakat akan lebih percaya, dan politik kita menjadi ruang lahirnya pemimpin sejati,” imbuh Wendi penuh optimisme.
Ia menambahkan, bila diterapkan secara nasional, program magang bagi Cakada ini juga dapat menjadi gerakan moral baru dalam politik Indonesia, di mana setiap calon pemimpin diuji bukan dengan uang dan janji, melainkan dengan tindakan nyata dan kontribusi sosial.
Bawaslu Bengkulu Utara Apresiasi Gagasan Progresif
Menanggapi usulan tersebut, Ketua Bawaslu Bengkulu Utara, Tri Suyanto, menyambut baik dan menilai gagasan itu sebagai ide progresif untuk memperbaiki sistem pemilu di masa depan.
“Terima kasih atas saran dan masukannya. Usulan ini sangat menarik dan menantang para calon kepala daerah untuk lebih dekat dengan masyarakat. Saya akan menyampaikan gagasan Ketua Yayasan Kabarindo Bengkulu ini kepada Komisi II DPR RI agar bisa menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan aturan baru penyelenggaraan pemilu ke depan,” ujar Tri Suyanto saat ditemui di ruang kerjanya.
Tri menambahkan, Bawaslu Bengkulu Utara sebelumnya juga telah menggelar dengar pendapat dan penjaringan masukan masyarakat mengenai perbaikan sistem pemilu agar lebih berintegritas, transparan, dan menghasilkan pemimpin berkualitas.
Menumbuhkan Demokrasi yang Sehat dan Humanis
Dengan adanya gagasan program magang bagi bakal calon kepala daerah ini, diharapkan proses seleksi pemimpin di Indonesia ke depan tidak lagi didominasi oleh kekuatan finansial dan politik semata, melainkan berlandaskan kemampuan nyata, empati, serta dedikasi terhadap kepentingan rakyat.
“Ketika calon pemimpin turun langsung bekerja bersama rakyat sebelum mereka mencalonkan diri, maka demokrasi kita akan melahirkan pemimpin yang benar-benar dicintai dan dipercaya oleh masyarakatnya,” tutup Wendi HS dengan nada penuh harapan.