BANDUNG — Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin memberikan arahan beberapa misi yang dapat dijalankan oleh anggota Komponen Candangan (Komcad). Dia menginstruksikan 2.974 anggota Komcad dapat menebarkan toleransi dan moderasi untuk mempererat persatuan dan kesatuan.
“Modal sosial ini sangat bernilai dalam menunjang transformasi Indonesia ke depan, menuju Indonesia Maju,” ujar Ma’ruf saat memimpin Upacara Penetapan Komcad tahun 2022, di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus), Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (8/9/2022).
Ma’ruf juga menginstruksikan agar Komcad dapat meningkatkan pemahaman masyarakat ihwal isu global dan menanamkan kesetiakawanan sosial. Komcad, kata Ma’ruf, merupakan startegi antisipatif dalam menghadapi ancaman dan gangguan terhadap Bangsa Indonesia.
“Komponen Cadangan juga merupakan salah satu ikhtiar bangsa untuk mempersiapkan kekuatan rakyat sekaligus champions (pemenang) di berbagai bidang yang memiliki dan menunjukkan kecintaan pada tanah air,” tutur dia.
Selain itu, Wakil Kepala Negara ingin pelatihan yang dilakukan oleh anggota Komcad agar dapat menggambungkan pola pertahanan konvensional dan ancaman non-tradisional.
“Mengutamakan teknologi informasi dan komunikasi, serta peralatan canggih berbasis digital, perlu untuk dimasukkan di dalam kurikulum pelatihan,” jelas dia.
Kemudian, dalam proses pelatihan perlu dikembangkan narasi terkait peran dan fungsi Komcad. Sehingga muncul kesadaran kolektif seluruh anak bangsa untuk ambil bagian dalam upaya bela negara yang bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk.
Ma’ruf telah melantik 2.974 anggota Komcad. Mereka terdiri lima batalyon yang dilatih di masing-masing matra yaitu matra darat 450 orang di Rindam II/Sriwijaya, 500 orang di Rindam VI/Mulawarman dan 500 orang di Rindam XIV/Hasanuddin.
Kemudian 499 orang matra laut di Kodikmar Surabaya serta 500 orang matra udara di Pusdiklat Kopasgat, Bandung. Selain itu 50 orang di latih di Pusdik Kowad dan 475 orang Kadet Unhan di Unhan RI.
Komcad merupakan sumber daya nasional yang berasal dari warga sipil. Mereka dipersiapkan untuk memperbesar dan memperkuat kemampuan komponen utama, dalam hal ini TNI.
Personel hanya akan dimobilisasi pada masa aktif yang disetujui Presiden RI dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Sedangkan, pada masa tidak aktif, personel kembali ke profesi masing-masing. (Ded)
