Kabarindo24jam | Bandung – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) terus menguatkan kerjasama riset sekaligus memperkaya potensi dalam rangka mendukung berbagai tugas kedirgantaraan maupun meningkatkan kemampuan tempur TNI AU dalam mempertahankan wilayah udara nasional.
“Banyak sekali potensi kerja sama untuk mendukung tugas-tugas TNI AU ke depan, terutama untuk alat utama sistem senjata (alutsista). Salah satunya kunjungan ke Hardepo pesawat Hercules menunjukkan adanya beberapa komponen dari Hercules yang menjadi suku cadang kritis yang harus kita lakukan riset bersama untuk dicarikan solusinya,” ungkap Wakil Kepala BRIN Amarulla Octavian dalam keterangan tertulisnya dikutip, Selasa (8/7/2025).
Amarulla mengatakan untuk persenjataan yang kini telah ada dapat dikembangkan bersama agar menghasilkan alat yang lebih presisi dan akurat. Amarulla menerangkan otoritasnya akan menyokong teknologi yang paling dibutuhkan berkaitan dengan seluruh tugas TNI AU.
“Harapannya, dengan kunjungan ini, BRIN dapat memahami apa yang dibutuhkan TNI AU sehingga akan tercipta kerja sama riset dan pengembangan yang dapat membantu memenuhi operasional TNI angkatan udara,” kata Amarulla menjelaskan kunjungan tim BRIN ke markas Komando Pemeliharaan Materiil Angkatan Udara (Koharmatau) serta Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang) Angkatan Udara di Bandung, Jawa Barat, pada akhir Juni lalu.
Amarulla menyampaikan bahwa terdapat skema di BRIN yang dapat dimanfaatkan oleh TNI AU, yaitu skema degree by research untuk pengembangan SDM. Untuk itu, Amarulla menjelaskan Dislitbangau dapat meningkatkan kapasitas bekerja sama dengan BRIN melalui skema tersebut.
Sementara itu Wakil Komandan Koharmatau, Marsma TNI Hadi Siswoyo mengatakan bahwa potensi kerja sama dengan BRIN sangat banyak. Ada beberapa alat kerja atau tester yang perlu dikembangkan.
“Mengembangkan riset engineering bersama sehingga nantinya membantu tugas kita. Besar harapan kami ada kolaborasi riset dan inovasi teknologi antara TNI AU Dislitbangau dengan BRIN untuk kepentingan nasional yang lebih luas di masa yang akan datang,” ungkap Hadi.
Hadi menambahkan, kunjungan Wakil Kepala BRIN ke Mako Koharmatau dapat melihat secara riil di lapangan apa saja kebutuhan Koharmatau untuk dapat dijadikan materi kerja sama dengan BRIN. Harapannya dengan kolaborasi tersebut, BRIN sebagai lembaga riset nasional dapat mendukung kesiapan alutsista TNI AU.
“Kami sangat berharap dari kunjungan ini tercipta pertukaran gagasan yang konstruktif dan berkelanjutan yang nantinya dapat dilanjutkan dalam bentuk kerja sama yang lebih erat dan nyata di masa mendatang. Sehingga, dapat memberikan manfaat yang luas, tidak hanya bagi masing-masing instansi tapi juga bagi masyarakat luas,” sebut Hadi.
Alutsista merupakan komponen vital dalam sistem pertahanan negara yang memiliki peran strategis dalam menjaga kedaulatan dan keamanan nasional. Pengembangan alutsista yang kuat dan modern menjadi kebutuhan sekaligus tantangan bagi setiap negara di tengah dinamika geopolitik global yang terus berubah.
Diperlukan strategi komprehensif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk membangun kekuatan alutsista yang tangguh namun tetap memperhatikan aspek etika, hukum, dan kemanusiaan. Dengan demikian, alutsista dapat menjadi instrumen efektif dalam menciptakan perdamaian dan stabilitas, bukan sebaliknya memicu konflik dan perlombaan senjata yang kontraproduktif. (Cky/*)