Kabarindo24jam.com, Jakarta – Teguran tegas datang langsung dari Presiden Prabowo Subianto kepada Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB) Jaya, Hercules Rosario Marshal. Melalui mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman, pesan presiden itu disampaikan dalam sebuah video call yang berlangsung hangat namun sarat peringatan.
“Ormas tidak boleh menyengsarakan, menekan, atau memalak rakyat. Justru harus hadir membantu dan mensejahterakan,” tegas Dudung dalam percakapan tersebut, yang dilakukan dalam bahasa Tetun—menandakan kedekatan personal antara keduanya.
Presiden Prabowo sebelumnya telah memerintahkan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian untuk menindak tegas ormas-ormas yang dianggap meresahkan. GRIB Jaya disebut-sebut masuk dalam radar tersebut, meskipun tidak dijelaskan secara rinci tindakan apa yang menjadi sorotan.
Hercules merespons peringatan tersebut dengan janji untuk membawa GRIB Jaya menjadi ormas yang lebih konstruktif. Ia menegaskan bahwa organisasinya siap hadir membantu masyarakat, terutama dalam kondisi bencana atau kesulitan ekonomi.
Namun, publik tentu tak lupa jejak kontroversial GRIB Jaya yang beberapa kali dikaitkan dengan tindakan premanisme dan intimidasi terhadap warga dan pengusaha kecil. Berbagai laporan media dan temuan LSM menyebut GRIB sebagai salah satu ormas yang kerap menunjukkan kekuatan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan prinsip negara hukum.
Perintah Prabowo untuk membubarkan ormas jika melenceng bukan sekadar ancaman kosong. Kini, GRIB Jaya berada di persimpangan: memilih jalan transformasi atau terancam dibubarkan.
Dengan sorotan publik yang semakin tajam terhadap kiprah ormas-ormas di Indonesia, janji Hercules akan diuji dalam waktu dekat. Apakah GRIB Jaya benar-benar akan berubah menjadi kekuatan sosial yang membangun? Atau semua ini hanya manuver untuk menghindari pembubaran?
Waktu dan tindakan nyata yang akan menjawabnya.