JAKARTA — Komite Olahraga Indonesia (KOI) menyatakan bahwa Olimpiade Tokyo pada bulan Juli 2021 dipastikan pihak penyelenggara tetap berlangsung. Kontingen Indonesia pun sudah mulai bersiap menghadapinya, namun sejauh ini baru ada empat atlet dari tiga cabang olahraga (cabor) yang sudah mendapat tiket berlaga di Olimpiade Tokyo.
Indonesia masih berpeluang menambah jumlah atlet ke Tokyo, karena masih tersisa 25 persen slot atau kuota atlet dari total yang diperebutkan banyak negara. KOI pun berharap tambahan atlet yang mendapat tiket melalui turnamen kualifikasi yang terus digelar hingga jelang Olimpiade bergulir.
“Hingga saat ini, Indonesia sudah mendapatkan empat tiket dari tiga cabor. Yaitu Atletik meloloskan Lalu Muhammad Zohri untuk 100 meter putra, kemudian panahan meloloskan dua atlet untuk nomor Recurve Individual putra dan putri, dan cabor menembak meloloskan atlet untuk nomor 100 m air rifle putri,” jelas Ketua Umum KOI, Raja Sapta Oktohari, dalam keterangan persnya, Selasa (26/1/2021).
KOI memastikan bahwa berdasarkan laporan dari Komite Olimpiade Internsional atau IOC, hingga saat ini baru 60 persen dari total slot kualifikasi yang sudah terkonfirmasi. “Sebanyak 15 persen dari total slot kualifikasi akan diberikan berdasarkan kriteria peringkat. Sementara 25 persen dari total slot kualifikasi masih akan ditentukan nanti,” ujar Raja.
Ditambahkannya, saat ini Indonesia masih berusaha mendapat tiket ke Olimpiade melalui beberapa cabang olahraga andalan, seperti bulutangkis, angkat besi, dan beberapa cabor lain yang memang sudah merebut prestasi di level internasional.
Pengurus KOI kini juga masih menunggu sejumlah tahapan teknis dari IOC dan TOGOC terkait petunjuk dan protokol mengenai pelaksanaan Olimpiade nanti, termasuk mengenai proses kualifikasi yang hingga saat ini belum terselesaikan. “Berbagai hal akan kami komunikasikan dan sampaikan kepada IOC,” ujar Raja.
Selain itu pun, Raja Sapta menyebutkan KOI telah berkomunikasi dengan cabor-cabor terkait proses kualifikasi yang banyak tertunda akibat pandemi Covid 19 ini, sebab cukup banyak proses kualifikasi yang belum tuntas,” pungkasnya. (**/CP)
