Sabtu, 10 Mei 2025

Letjen Nasution Tak Pernah Bayangkan Gatot Tega Politisasi Patung untuk Jualan PKI

JAKARTA — Mantan Panglima Komando Cadangan Strategis TNI AD (Pangkostrad) Letnan Jendral Purnawirawan AY Nasution akhirnya muncul dan meluapkan kemarahan akibat perilaku eks Panglima TNI Jendral Purn Gatot Nurmantyo yang tega mempolitisasi penarikan patung sejumlah tokoh militer dalam sejarah G30S PKI dari museum Dharma Bakti Kostrad.

Hilangnya diorama sejumlah tokoh G30S di Museum Kostrad disebut-sebut oleh eks Panglima TNI Gatot Nurmantyo sebagai bagian dari penyusupan PKI di tubuh TNI. Ocehan Gatot pun membuat gaduh negeri dan bahkan Panglima Kostrad Letjen Dudung Abdurachman menyebut hal itu fitnah yang keji.

Menurut AY Nasution, tudingan yang disampaikan Gatot soal isu belakangan sangatlah dangkal. Dia sendiri memang tak menyangka, mengapa isu ini menjadi berkembang luas seperti sekarang ini. Kata dia, pemindahan diorama memang atas inisiatifnya sendiri pada 30 Agustus 2021 lalu.

AY Nasution kemudian menemui Pangkostrad saat ini Dudung Abdurachman. Dari sana, dia bercerita soal keinginannya kepada Dudung untuk menghilangkan patung yang dulu jadi inisiatifnya sewaktu menjabat untuk dipindah.

“Sebab saya sudah usia 67 tahun, kemudian setelah tua ini saya banyak merenung diri, mendengar ceramah, baca buku tentang agama. Di dalam agama Islam, kita ternyata dilarang membuat patung, menyimpan patung, apalagi yang berinisiatif dan membuat, bakal dosa besar,” jelas AY.

“Inilah yang mengganggu pikiran saya. Sehingga saya sampaikan untuk rencana pemindahan itu ke Pangkostrad, dan alhamdulillah direspons positif,” katanya dalam wawancara di salah satu stasiun TV nasional pada Kamis 30 September 2021.

AY Nasution mengaku tak pernah membayangkan masalah patung ini kemudian dibawa dan dipolitisasi[ oleh Gatot seperti sekarang. Sebab menurutnya, tudingan itu terlalu dangkal, yakni mengkaitkan patung dengan penyusupan PKI di tubuh TNI.

Baca Juga :  Diduga Terima Fee Bansos Covid, Bupati Bandung Barat dan Anaknya Jadi Tersangka

“TNI itu institusi besar, saya yang pensiunan waktu masuk saja (ke Kostrad) ditahan kok, penyusupan gimana. Analisanya terlalu dangkal, jangan seperti itu lah ya. Kalau mau analisa cek culu ricek, tentara biasa itu,” katanya.

“Kalau sudah pasti betul, baru beri tanggapan. Sebelum menyatakan apapun, apalagi yang berpotensi mempengaruhi orang banyak, cek ricek and cek again. Hati-hati buat pernyataan,” tambah AY.

Dia mengaku kesal apabila isu ini kemudian dibawa ke ranah konsumsi politik. Karena seolah menumbalkan sesuatu untuk kepentingan pribadi. “Isu PKI itu boleh untuk kita waspada, tapi jangan dibuat konsumsi politik, apalagi kepentingan pribadi. Enggak bagus itu,” ujarnya.

Bagi AY Nasution, hingga kini tak ada penyusupan komunisme di tubuh TNI seperti yang disampaikan dan dituding oleh Gatot. “Walau purnawirawan, saya juga dulu punya anak buah, pasukan, saya juga monitor terus. TNI masih solid. Jangan terpengaruh itu, prajurit masih kompak semua,” tegas dia.

Dia pun meminta agar Gatot tidak membuat gaduh dengan statemen-statemennya. Apalagi statemen itu kemudian digiring untuk konsumsi politik, atau kepentingan pribadi.

“Buatlah suasana yang tenang di masyarakat, jangan gaduh. Kita ini sudah sudah susah dihantam pandemi, jangan tambah bikin stress. Hati-hati membuat pernyataan, jaga ketenangan masyarakat dengan statemen yang kita buat,” katanya.

Sebelumnya, Eks Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo menuding PKI telah menyusup ke tubuh TNI dengan hilangnya patung Soeharto dkk di Markas Kostrad.

Sejumlah barang yang dihilangkan, kata Gatot, ada di Museum Dharma Bakti. Barang-barang itu berkaitan dengan penumpasan komunisme di Tanah Air. Beberapa di antaranya yakni diorama patung Soeharto, Sarwo Edhie, dan AH Nasution beserta tujuh pahlawan revolusi yang hilang. (*/Ded)

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini