Kabarindo24jam.com | Jakarta – Dunia kembali tegang setelah pernyataan mengejutkan datang dari Dmitry Medvedev, mantan Presiden Rusia yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan. Dalam sebuah pernyataan pedas, Medvedev mengingatkan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk tidak bermain-main dengan kata-kata. Ia menyebut soal kemampuan nuklir Rusia yang diwariskan dari era Uni Soviet.
Ketegangan ini bermula ketika Trump memperingatkan Medvedev lewat media sosial Truth Social, menyebutnya sebagai “mantan presiden gagal” dan meminta agar dia berhati-hati dengan ucapannya. Pernyataan itu muncul setelah Medvedev mengkritik ultimatum Trump terkait ancaman tarif terhadap Rusia dan negara-negara pembeli minyaknya.
Beberapa hari sebelumnya, Trump memberikan tenggat waktu 10 hari kepada Rusia untuk menyetujui gencatan senjata di Ukraina, atau akan menghadapi sanksi perdagangan besar-besaran. Namun, Moskow tampaknya tidak bergeming dan tetap pada pendiriannya.
Yang menarik, Trump juga menyebut India salah satu pembeli minyak terbesar Rusia sebagai negara yang menerapkan tarif tertinggi di dunia dan menyatakan AS tak punya banyak urusan bisnis dengan India maupun Rusia.
Tak tinggal diam, Medvedev menanggapi balik peringatan Trump dengan mengingatkan tentang “Tangan Mati”, sebuah sistem serangan balasan nuklir otomatis yang dirancang sejak era Perang Dingin. Sistem ini, menurut Medvedev, bisa diaktifkan jika Rusia kehilangan kepemimpinan militernya dalam serangan mendadak.
“Jika kata-kata dari mantan Presiden Rusia bisa memicu kepanikan dari tokoh penting Amerika Serikat, berarti Rusia ada di jalur yang tepat,” kata Medvedev dalam unggahannya di Telegram.
Meskipun banyak pengamat menyebut pernyataan Medvedev sebagai provokasi belaka, beberapa diplomat senior Barat menganggap komentar-komentar tersebut sebagai refleksi dari pemikiran elit kekuasaan Kremlin. (dul/*)
