JAKARTA — Sikap ngotot penyidik senior Novel Baswedan untuk terus bertahan di KPK dan kemudian melalukan perlawanan terhadap keputusan pimpinannya dinilai sebagai suatu keanehan sekaligus menimbulkan kecurigaan banyak pihak terhadap adik dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu.
Praktisi hukum sekaligus pegiat sosial media, Muannas Alaidid, mengungkapkan hal itu dalam akun twitternya dikutip pada Senin (17/5/2021) “Ini menjadi aneh dan malah dicurigai banyak pihak, kenapa segitunya Novel sampai ngotot harus tetap di KPK,” katanya.
Dia menilai pergantian jabatan merupakan sesuatu hal yang biasa. Namun entah kenapa Novel seperti kebakaran jenggot ketika namanya tak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK) dalam proses peralihan status pegawai biasa menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Bahkan Muannas menyindir Novel agar lebih fokus menghadapi kasus hukumnya terkait ‘pembunuhan pencuri sarang burung walet’ ketika dia masih aktif sebagai Kasat Reserse di Bengkulu beberapa tahun yang lampau.
Muannas menyebutkan kalau itu adalah kesempatan Novel untuk membuktikan dia taat kepada hukum dan tidak bersalah. “Sebagai penegak hukum dia harus mencontohkan kepatuhan kepada proses hukum yang berjalan,” ujarnya.
Muannas mengomentari cuitan dari Novel di akun twitternya yang menyebut kalau TWK merupakan alat untuk menyingkirkan 75 pegawai KPK yang kritis. Pendiri Indonesia Cyber tersebut menyindir bahwa, jka takut untuk kehilangan jabatan maka jangan memakai istilah disingkirkan.
“Jabatan itu amanah dan titipan, kalau niatnya kritis bisa di luar,” ujar Muannas seraya menambahkan, mereka yang merupakan sosok kritis dan memiliki integritas itu hanya dapat disematkan kepada orang yang bersih.
Sementara itu, cuitan Muannas juga ditanggapi oleh netizen yang mengatakan kalau saudara dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tersebut seharusnya sadar diri. Kebanyakan netizen mengatakan kalau Novel tidak selamanya akan berada di KPK, sebab jabatan dan usia ada batasnya. (***/Husni)