Kabarindo24jam.com | Sumbawa – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, mengimbau seluruh orang tua untuk mengantar anak-anak mereka di hari pertama sekolah tahun ajaran 2025/2026. Imbauan ini disampaikan sebagai bagian dari upaya menciptakan Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) yang lebih ramah, inklusif, dan penuh semangat.
Ajakan tersebut disampaikan Menteri Mu’ti dalam kegiatan Pembukaan Tahun Pendidikan Baru 2025/2026 yang berlangsung di Pesantren Modern Internasional Dea Malela, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Minggu (13/7). Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya kehadiran orang tua sebagai bentuk dukungan emosional dan moral kepada anak-anak yang memulai jenjang pendidikan baru.
“Kami mengucapkan selamat mengikuti MPLS Ramah Tahun 2025, yaitu masa pengenalan yang dirancang untuk menumbuhkan semangat baru bagi seluruh murid di sekolah pilihan masing-masing. Mudah-mudahan ini menjadi awal yang baik untuk meraih sukses di masa mendatang. Kepada para orang tua dan para wali murid, jangan lupa untuk mengantarkan putra-putrinya belajar di hari pertama,” ujar Menteri Mu’ti.
Ia menambahkan, partisipasi orang tua di hari pertama sekolah juga merupakan bagian dari arah baru kebijakan MPLS 2025, yang diberi nama MPLS Ramah. Menurutnya, konsep ini bertujuan membangun budaya pendidikan yang saling menghormati, inklusif, dan menyenangkan.
“Ini nantinya akan menjadi bagian dari arah baru MPLS 2025, di mana budaya yang ingin kita bangun di satuan pendidikan adalah budaya yang ramah. Karena itu, kita menamai MPLS 2025 sebagai MPLS yang ramah. Kita ingin menciptakan suasana kehidupan yang saling menghormati, saling menerima, dan penuh sukacita agar anak-anak dapat meraih cita-cita mulia dalam kehidupannya,” tuturnya.
Sebagai tindak lanjut, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah telah menerbitkan Surat Edaran tentang Pelaksanaan MPLS Ramah Tahun 2025. Surat edaran tersebut dilengkapi dengan Rujukan Kegiatan MPLS Ramah sebagai panduan bagi satuan pendidikan untuk menyelenggarakan kegiatan yang aman, bermakna, dan tanpa kekerasan.
Kementerian juga mengajak seluruh pemangku kepentingan — mulai dari pemerintah daerah, sekolah, guru, orang tua, hingga masyarakat dan media — untuk bersama-sama menjalankan dan mengawal pelaksanaan MPLS Ramah secara kolaboratif dan bertanggung jawab.
Dengan pendekatan ini, pemerintah berharap MPLS bukan lagi menjadi momok bagi peserta didik baru, melainkan menjadi pintu gerbang menuju pengalaman belajar yang positif, aman, dan menggembirakan. (Liek*/)