KUALA LUMPUR — Ismail Sabri Yaakob resmi dilantik menjadi Perdana Menteri Malaysia ke-9 oleh Raja Malaysia, Sultan Abdullah Riayatuddin Mustafa Billah Shah pada Sabtu (21/8/2021). Atas pelantikan itu, pemimpin kelompok oposisi, Anwar Ibrahim, meminta pendukungnya untuk menerima keputusan Raja Malaysia.
Pemimpin aliansi politik Pakatan Harapan, yang juga yang juga menjabat Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) itu juga berseru agar anggota dan pendukung koalisinya kedepan bekerja keras menyambut pemilu mendatang.
Anwar mengatakan, oposisi telah mengakui bahwa keputusan tersebut sesuai dengan konstitusi serta sesuai konsep demokrasi parlementer dan monarki konstitusional di Malaysia. “Bagi oposisi, inilah tantangan kita untuk bekerja lebih keras menghadapi pemilu ke-15 (GE15),” kata dia.
Anwar juga mengajak semua pihak untuk berdoa dan berusaha agar pandemi Covid-19 dan perekonomian cepat dibenahi dan ditanggulangi demi kepentingan rakyat. “Untuk semua pemimpin, anggota, dan pendukung, kami meminta untuk menerima keputusan ini ” tuturnya.
“Tentunya dengan tekad yang jelas guna bekerja lebih keras dan semangat kuat menghadapi GE15. Sehingga, kami nanti dapat memenangi kembali mandat rakyat yang kami terima dalam pemilihan terakhir,” imbuhnya.
Pelantikan Ismail Sabri yang juga Wakil Presiden Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) telah menandai kembalinya UMNO ke tampuk kekuasaan, hanya dalam kurun waktu 3 tahun setelah kehilangan kekuasaan federal untuk pertama kalinya sejak kemerdekaan Malaysia.
Sejak merdeka pada tahun 1957 hingga 2018, seluruh Perdana Menteri berasal dari UMNO (partai politik terbesar dalam Barisan Nasional). Setelah itu, dua perdana menteri berasal dari Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) dengan 2 aliansi. Mahathir Mohamad (Pakatan Harapan) dan Muhyiddin Yassin) oleh Perikatan Nasional.
Seperti halnya Muhyiddin, Ismail Sabri akan memimpin koalisi Perikatan Nasional (PN) dengan mayoritas tipis, sampai Malaysia pulih dari krisis Covid-19 saat ini, dan pemilihan umum dapat digelar.
Ismail Sabri yang menjabat Wakil Perdana Menteri di era Muhyiddin didukung 114 suara, dari total 220 anggota parlemen. Dia unggul 9 poin dari Pemimpin Oposisi yang juga mantan Wakil Perdana Menteri Anwar Ibrahim, yang hanya mengantongi 105 suara.
Majelis Rendah Malaysia sejatinya memiliki 222 kursi. Namun, 2 kursi kosong setelah kematian petahana. Sejauh ini, pemilihan sela tidak dilakukan, mengingat lonjakan kasus Covid-19 yang masih tinggi di seluruh Malaysia. (***/CP)