Kabarindo24jam.com | Cibinong – Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Diskop dan UMKM) Kabupaten Bogor ternyata tidak memiliki anggaran khusus untuk menggelar pelatihan atau kegiatan penguatan kapasitas bagi pengurus koperasi, khususnya untuk para pengurus Koperasi Merah Putih (KMP) yang merupakan program dari pemerintah pusat.
Padahal bagi para pengurus KMP yang sudah terbentuk di ratusan desa di Kabupaten Bogor, sangatlah dinanti karena dengan kegiatan pelatihan dan penguatan kapasitas dapat menambah wawasan dan sekaligus memahami aturan dasar menjalankan koperasi.
Hal ini tentu saja berpotensi menghambat kelancaran program KMP di Kabupaten Bogor. Apalagi diketahui, program nasional ini dijadwalkan akan dilaunching oleh pemerintah pusat pada 12 Juli 2025. Namun, pengetahuan dasar tentang koperasi di kalangan pengurus KMP Kabupaten Bogor masih sangat minim.
Kepala Diskop UMKM Kabupaten Bogor, Iman W. Budiana, mengungkapkan bahwa pihaknya memang tidak memiliki anggaran untuk menggelar pelatihan atau penguatan kapasitas bagi seluruh pengurus KMP di wilayahnya.
“Padahal memang penyuluhan dan pembekalan sangat penting agar program Pak Presiden Prabowo Subianto ini bisa berjalan maksimal. Tapi untuk tahun ini, kami memang tidak memiliki anggaran untuk kegiatan tersebut,” ujar Iman dalam keterangannya dikutip, Selasa (24/6/2025).
Ia juga mengakui bahwa mayoritas pengurus KMP di Kabupaten Bogor masih belum memiliki pengalaman di bidang koperasi. “Dari hasil monitoring kami, banyak pengurus KMP yang masih nol pengalaman. Idealnya, memang perlu ada pembekalan sebelum mereka menjalankan tugas,” ujarnya.
Terpisah, Ketua KMP Desa Cimandala, Kecamatan Sukaraja, Saeful Hardi, menyatakan bahwa pembekalan menjadi pondasi penting untuk menjalankan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025. “Pembekalan itu penting agar KMP bisa berjalan sesuai aturan dan ketentuan yang berlaku,” ujar Saeful.
Ia juga mengungkapkan kekhawatiran terkait ketidakpahaman para pengurus terhadap program prioritas Presiden Prabowo Subianto tersebut. “Banyak rekan-rekan pengurus yang baru pertama kali bergabung dalam koperasi. Artinya, mereka belum punya pengalaman, dan ini jadi tantangan tersendiri jika pembekalan tidak dilakukan,” ucapnya. (Dul/*)