Kabarindo24jam.com | Bogor Kota – Kasus dugaan keracunan makanan menimpa puluhan siswa di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, pada Jumat (14/11/2025), memicu respons cepat dari Pemerintah Kota Bogor untuk memastikan seluruh korban mendapat penanganan medis.
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menyampaikan keprihatinannya atas kejadian tersebut dan menekankan perlunya pengawasan ketat terhadap penyedia layanan makanan sekolah. Ia mengatakan insiden terjadi pada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang masih baru dan belum mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). “Rencananya besok baru dilakukan pelatihan,” ujar Dedie di Gedung DPRD Kota Bogor.
Dedie juga mengingatkan seluruh pihak agar lebih berhati-hati dalam menyediakan konsumsi bagi anak-anak. “Jangan sampai hanya gara-gara kecerobohan kemudian terjadi anak-anak sakit. Namun sejauh ini, laporan sudah ditangani oleh Dinkes dan Puskesmas, semoga tidak bertambah,” ucapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno, menuturkan bahwa penanganan korban telah dilakukan di tiga puskesmas, yakni Bogor Selatan, Bondongan, dan Lawanggintung. Dinkes juga berkoordinasi dengan seluruh rumah sakit untuk kesiapan menerima pasien tambahan. Selain itu, penyelidikan epidemiologi tengah dilakukan melalui wawancara dengan SPPG, pengambilan sampel makanan, dan pemeriksaan spesimen pasien.
Retno menyebutkan bahwa pihaknya segera memerintahkan penghentian konsumsi makanan yang didistribusikan SPPG Batutulis 08 sebelum sempat dikonsumsi. Total makanan yang disebar mencapai 3.992 porsi untuk 17 sekolah dengan menu nasi, ayam bakar, tumis jagung wortel, susu kotak, dan keripik tempe. Gejala mulai muncul 10–30 menit setelah konsumsi, termasuk mual, muntah, diare, BAB berdarah, hingga pusing dan nyeri perut.
Retno memastikan Pemkot Bogor terus memonitor perkembangan kasus dan melakukan langkah preventif, demi mencegah peristiwa serupa terjadi kembali di masa mendatang. (Man*/)

