Home / Hankam

Senin, 9 Juni 2025 - 11:54 WIB

Rekrutmen 24.000 Tamtama,Apa yang Perlu Di khawatirkan?

Kabarindo24jam.com | JAKARTA – Rencana Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) merekrut 24.000 prajurit tingkat tamtama tahun ini menuai kontroversi. Walaupun diklaim sebagai upaya memperkuat ketahanan nasional, kebijakan ini juga memicu kritik tajam karena dianggap mengalihkan fokus TNI dari fungsi utamanya—pertahanan dan peperangan.

Apa yang Disiapkan TNI AD?
Brigjen Wahyu Yudhayana, Kepala Dinas Penerangan TNI AD, menyebut rekrutmen skala besar ini merupakan bagian dari pembentukan Batalyon Teritorial Pembangunan di 514 kabupaten/kota. Setiap batalyon didesain menampung empat kompi yaitu pertanian, peternakan, medis, dan zeni (infrastruktur) . Penempatan massal ini, katanya, bukan untuk pertempuran, melainkan untuk memperkuat stabilitas wilayah melalui pelayanan langsung seperti ketahanan pangan dan pembangunan pedesaan .

Baca Juga :  Danyonif 751/VJS Berikan Pengarahan Bagi Seluruh Anggota Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XXX

Minat masyarakat muda terhadap profesi militer terus meningkat, dengan laporan pendaftaran 107.365 calon dan 38.835 calon tervalidasi. Realisasi penerimaan lima tahun terakhir bahkan melebihi target, mencapai 114,4 persen pada 2023 .

Pengamat militer, Al Araf dari Centra Initiative, menyoroti potensi peralihan jati diri TNI—dari alat pertahanan menjadi “tukang proyek desa”. Menurutnya, TNI “dilatih untuk perang, bukan mengurus pertanian atau peternakan” . Ia mengingatkan risiko profesionalisme TNI tergerus dan menyarankan evaluasi dari DPR serta Presiden Prabowo Subianto .

Baca Juga :  Titik Koordinat Kapal Selam Nanggala Sudah Diketahui, TNI AL Segera Aksi Penyelamatan

Perekrutan, sebuah solusi atau kontroversi?

Dukungan untuk strategi militer berbasis wilayah sejalan dengan Doktrin Pertahanan Negara 2023, yang memandang pertahanan sebagai sinergi antara militer dan pembangunan sipil . Namun, kemasan ini menimbulkan kekhawatiran tentang apakah TNI kehilangan esensi tempurnya demi mengemban tugas sosial?

Rekrutmen massal ini membawa prospek positif—Yaitu mengintegrasikan militer ke dalam pembangunan nasional. Namun, kritik keras juga muncul dari sisi yang menganggapnya mengaburkan garis antara tugas pertahanan dan sipil. Jika melihat ke depan, apakah peran ganda ini akan menjadi kekuatan strategis baru atau justru mengancam profesionalisme TNI?

Share :

Baca Juga

Hankam

Laksamana Made Wira Diganti, Laksma Tunggul Kadispenal Baru

Hankam

Polri Perkuat Transformasi Digital Lewat Integrasi AI dan Machine Learning

Hankam

117 Perwira TNI Dimutasi, Komandan Paspampres Di isi Jendral Muda Berpengalaman

Hankam

Bangun Diplomasi Pertahanan, Panglima TNI Hadiri Forum Keamanan Asia di Singapura

Hankam

117 Perwira Tinggi TNI Dimutasi untuk Perkuat Kesiapsiagaan Nasional

Hankam

Komando Operasi Udara II Perkuat Komunikasi Strategis dengan TUDM

Hankam

Menteri Pertahanan Ingatkan SPPI Jangan Lupa Sejarah

Hankam

Papua Dibakar Konflik, Siapa Peduli Mereka yang Tak Bersenjata?