Kabarindo24jam.com | Jakarta – Tel Aviv kembali menjadi pusat gelombang protes besar pada Sabtu (9/8) malam, ketika ribuan warga memadati jalan-jalan untuk menentang rencana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memperluas operasi militer di Gaza. Aksi ini dipicu keputusan kabinet keamanan untuk merebut Kota Gaza, sebuah langkah yang menuai kecaman luas di tengah peringatan bahwa tindakan itu bisa membahayakan nyawa para sandera.
Rencana tersebut datang setelah perang di Gaza berlangsung hampir dua tahun, meninggalkan kehancuran besar di wilayah Palestina. Meskipun pemerintah bersikeras melanjutkan operasi, survei terbaru menunjukkan mayoritas warga Israel menginginkan perang dihentikan demi membebaskan sekitar 50 sandera yang masih berada di Gaza. Dari jumlah tersebut, pejabat memperkirakan hanya 20 orang yang kemungkinan masih hidup.
Tekanan terhadap Netanyahu tidak hanya datang dari dalam negeri, tetapi juga dari negara-negara sahabat di Eropa. Kritik internasional semakin tajam, apalagi sebagian besar pembebasan sandera sebelumnya dicapai lewat jalur diplomasi, bukan operasi militer.
Upaya gencatan senjata yang diharapkan dapat membuka jalan bagi pembebasan sandera lebih banyak sempat dibahas pada Juli lalu, namun gagal mencapai kesepakatan. Kabinet keamanan diperkirakan akan mengambil keputusan final terkait operasi militer ini pada Minggu mendatang.
(dul/*)
