Sabtu, 10 Mei 2025

Sarang Walet, Harta Karun Indonesia Bernilai Rp 500 Triliun

JAKARTA – Menteri Perdagangan M. Lutfi mengungkapkan bahwa Indonesia telah menemukan ‘harta karun’ baru dalam komoditas ekspor yang nilainya lebih dari Rp 500 triliun. Komoditas tersebut adalah sarang burung walet yang memang sudah terbukti sejak lama membuat pemilik bisnis sarang walet kaya raya.

“Sarang burung walet ini sesuatu yang menarik, saya sudah lapor ke Bapak Presiden karena saya bilang, saya yakin pertumbuhan yang ditargetkan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) akan tercapai oleh Kementerian Perdagangan,” kata M. Lutfi usai Peluncuran Platform Dagang Digital Indonesia Store (IDNStore), baru-baru ini.

Selama ini, tambahnya, Indonesia mengandalkan banyak komoditas lain demi mengejar defisit neraca perdagangan, mulai dari lemak dan minyak hewan/nabati sebesar, mesin dan perlengkapan elektrik hingga kendaraan dan bagiannya.

Sayangnya, defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) masih kerap terjadi tiap kuartalnya. Kali ini, sarang burung walet yang diproyeksi menjadi komoditas andalan untuk mendorong pertumbuhan sektor perdagangan.

“Kita ini penghasil pengekspor yang kabarnya tercatat 2.000 ton burung walet, 110 ton di antaranya sudah terakreditasi dan dijual langsung ke RRT (Republik Rakyat Tiongkok,” jelas Lutfi.

Baca Juga :  Awal 2022, Rp 14 Triliun Dana KUR UMKM Telah Disalurkan Bank Mandiri

Bisa dibayangkan, tambahnya, dari 110 ton, 1 Kilogram nilainya Rp 25 juta dan sisanya disebar lewat Hong Kong, Vietnam, Malaysia dan ujungnya sampai juga ke RRT. “Harga tersebut kita hitung kali 2.000 ton saja kali Rp 25 juta nilainya Rp 500 triliun, artinya US$3,5 billion,” papar Lutfi.

Pemerintah Indonesia sendiri, diketahui sudah mengajukan agar Pemerintah RRT dapat memberikan bimbingan teknis bagi perusahaan sarang burung walet Indonesia sehingga dapat memenuhi ketentuan kapasitas dan syarat eksportasi ke RRT.

Sebagai catatan, Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara eksportir sarang burung walet ke RRT dengan pangsa pasar sebesar 75,3 persen.

Nilai impor sarang burung walet RRT dari Indonesia pada periode Januari-November 2020 mencapai USD 350,93 juta, atau meningkat sebesar 88,6 persen dari periode yang sama tahun 2019 yang mencapai USD 186,07 juta.

“Kami berharap di tahun 2021 Pemerintah RRT bisa membuka akses lebih luas bagi produk sarang burung walet dan buah nanas Indonesia untuk memenuhi permintaan masyarakat Tiongkok yang cukup tinggi,” tambah Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga. (Louis)

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini