Latest Post

Home / Ekonomi

Sabtu, 16 Januari 2021 - 13:58 WIB

Sarang Walet, Harta Karun Indonesia Bernilai Rp 500 Triliun

JAKARTA – Menteri Perdagangan M. Lutfi mengungkapkan bahwa Indonesia telah menemukan ‘harta karun’ baru dalam komoditas ekspor yang nilainya lebih dari Rp 500 triliun. Komoditas tersebut adalah sarang burung walet yang memang sudah terbukti sejak lama membuat pemilik bisnis sarang walet kaya raya.

“Sarang burung walet ini sesuatu yang menarik, saya sudah lapor ke Bapak Presiden karena saya bilang, saya yakin pertumbuhan yang ditargetkan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) akan tercapai oleh Kementerian Perdagangan,” kata M. Lutfi usai Peluncuran Platform Dagang Digital Indonesia Store (IDNStore), baru-baru ini.

Selama ini, tambahnya, Indonesia mengandalkan banyak komoditas lain demi mengejar defisit neraca perdagangan, mulai dari lemak dan minyak hewan/nabati sebesar, mesin dan perlengkapan elektrik hingga kendaraan dan bagiannya.

Baca Juga :  OSS Berbasis Resiko Tiadakan Pungutan di Dunia Usaha

Sayangnya, defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) masih kerap terjadi tiap kuartalnya. Kali ini, sarang burung walet yang diproyeksi menjadi komoditas andalan untuk mendorong pertumbuhan sektor perdagangan.

“Kita ini penghasil pengekspor yang kabarnya tercatat 2.000 ton burung walet, 110 ton di antaranya sudah terakreditasi dan dijual langsung ke RRT (Republik Rakyat Tiongkok,” jelas Lutfi.

Bisa dibayangkan, tambahnya, dari 110 ton, 1 Kilogram nilainya Rp 25 juta dan sisanya disebar lewat Hong Kong, Vietnam, Malaysia dan ujungnya sampai juga ke RRT. “Harga tersebut kita hitung kali 2.000 ton saja kali Rp 25 juta nilainya Rp 500 triliun, artinya US$3,5 billion,” papar Lutfi.

Pemerintah Indonesia sendiri, diketahui sudah mengajukan agar Pemerintah RRT dapat memberikan bimbingan teknis bagi perusahaan sarang burung walet Indonesia sehingga dapat memenuhi ketentuan kapasitas dan syarat eksportasi ke RRT.

Baca Juga :  Kenaikan BBM Penyumbang Inflasi Terbesar, TPID Kota Bogor Segera Lakukan Langkah Pengendalian

Sebagai catatan, Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara eksportir sarang burung walet ke RRT dengan pangsa pasar sebesar 75,3 persen.

Nilai impor sarang burung walet RRT dari Indonesia pada periode Januari-November 2020 mencapai USD 350,93 juta, atau meningkat sebesar 88,6 persen dari periode yang sama tahun 2019 yang mencapai USD 186,07 juta.

“Kami berharap di tahun 2021 Pemerintah RRT bisa membuka akses lebih luas bagi produk sarang burung walet dan buah nanas Indonesia untuk memenuhi permintaan masyarakat Tiongkok yang cukup tinggi,” tambah Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga. (Louis)

Share :

Baca Juga

Ekonomi

Pemkot Revitalisasi Pasar Bogor, Pedagang Kenapa Menolak?

Ekonomi

Hotel Sayaga Ujicoba Operasional, Jufri Puji Peran Bupati Bogor

Ekonomi

Ini 7 Alasan Pasar Kripto Ambruk di Mei 2025!

Bogor Raya

Pasar Ciluar Masih Semrawut! Kepala Pasar Buka-bukaan Soal Parkir Liar dan PKL Bandel

Ekonomi

Rupiah Melemah Dampak Ketidakpastian Kebijakan Tarif AS

Ekonomi

500 lebih gerai Alfamart Ditutup! Ini Alasan Mengejutkannya

Ekonomi

Shell Indonesia Lepas Kepemilikan SPBU, Operasional Tetap Jalan Seperti Biasa

Ekonomi

Mulai 5 Juni! Diskon Listrik 50% Kembali, Siapa yang Dapat?