PALEMBANG — Bantuan Rp 2 triliun dari keluarga almarhum Akidi Tio melalui anak bungsunya, Heriyanti, yang membuat heboh publik selama dua pekan lebih hingga kini belum.jelas ada atau tidak dananya. Kehebohan bantuan 2 triliun ini akhirnya membuat Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Eko Indra Heri mendapat kecaman luas dan kini posisinya pun terancam.
Namun meski dikecam banyak pihak dan dibully netizen, Irjen Eko Indra mengaku tak mempersoalkan hal itu. Dia bahkan menyatakan dirinya telah memaafkan keluarga besar Akidi Tio dan orang-orang yang membully dan mengecam keterlibatan dirinya dalam rencana bantuan tersebut.
“Ada atau tidaknya dana itu nantinya, saya sudah memaafkan keluarga besar Akidi maupun pihak lain yang menghujat maupun berempati, saya sudah memaafkan semuanya dan terima kasih. Walaupun dana itu nanti ada atau tidaknya,” kata Eko dalam konferensi pers di Markas Polda Sumsel, Kamis (5/8/2021).
Dengan kejadian tersebut, Eko meminta kepada seluruh pihak atau masyarakat luas untuk menghilangkan semua kegaduhan tersebut dan kembali berkonsentrasi menangani pandemi Covid-19 yang kini masih berlangsung.
“Masyarakat kita masih sangat membutuhkan perhatian dan dukungan kita untuk penanganan Covid-19 ini. Kita kembali berkonsentrasi, saatnya kita memilih mau jadi pejuang atau jadi pecundang,” cetusnya.
Selain itu, Eko pun berpesan kepada seluruh masyarakat yang ingin menyumbang atau menjadi donatur tak takut untuk menyalurkan bantuan. “Saya berpesan kepada donatur yang masih memberikan bantuan ke masyarakat kita, jangan mundur, jangan ragu demi kebaikan,,” ungkapnya.
Ia pun menyampaikan permohonan maafnya secara pribadi maupun sebagai Kapolda Sumatera Selatan jika kejadian itu telah membuat kegaduhan.
“Kepada seluruh masyarakat Indonesia, Kapolri, para anggota Polri, juga tokoh masyarakat Sumsel kepada Forkopimda, Gubernur, Pangdam, Danrem dan yang lain juga dilibatkan langsung dalam acara kemarin. Sebagai pribadi dan Kapolda saya mohon maaf atas kegaduhan ini,” kata dia.
Terkait seremoni bantuan Rp 2 triliun dari keluarga Akidi Tio pada Senin (26/7/2021) lalu, Eko menjelaskan, semula ia mendapatkan kabar pemberian bantuan dari keluarga Akidi Tio itu melalui Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sumatera Selatan dan Profesor Hardi Darmawan sebagai dokter pribadi keluarga Akidi Tio.
“Karena saya dengan ibu Kadinkes berada dari platform yang sama soal Covid-19 sehingga saya menerima untuk menyampaikan bantuan ini diberikan pribadi kepada saya. Sehingga saya tanyakan maksud dan tujuannya cuma hanya untuk penanganan Covid-19 masyarakat Sumsel. Bukan saya sebagai Kapolda (pemberian bantuan) tapi saya sebagai pribadi,” bebernya.
Selain itu, ia juga mengakui jika ia mengenal almarhum Akidi Tio dan seorang anaknya bernama Ahong saat bertugas di Aceh Timur. Sementara anak bungsu Akidi Tio Heriyanti, Eko mengaku tak mengenalnya.
Sementara itu, Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono menjelaskan bahwa Mabes Polri mengerahkan tim internal dari Itwasum dan Paminal Propam Polri untuk melakukan pemeriksaan terhadap Kapolda Sumsel Irjen Eko Indra. Pemeriksaan dilakukan terkait kasus sumbangan Akidi Tio.
Pemeriksaan internal itu, jelasnya, dilakukan untuk mengetahui secara jelas terkait dengan duduk perkara dugaan sumbangan bodong Rp 2 triliun dari almarhum Akidi Tio. “Mabes Polri sudah turunkan tim internal dari Itwasum, Paminal Propam,” kata Argo.
Argo menyebut, saat ini pemeriksaan internal tersebut sedang berjalan. Oleh sebab itu, ia meminta waktu untuk jajarannya mendalami hal tersebut. “Klarifikasi internal kami tunggu hasil daripada lidik dan internal Mabes Polri,” pungkasnya. (***/Cok)