Kabarindo24jam.com | Jakarta – Kabar baik bagi para pengguna jalan di wilayah utara Jakarta! Kementerian Pekerjaan Umum (PU) tengah mempercepat pembangunan Ruas Jalan Tol Harbour Road II Ancol Timur–Pluit, yang digadang-gadang akan menjadi solusi nyata atas kemacetan kronis di Tol Harbour Road I dan sekitarnya.
Dengan lalu lintas yang hampir padat 24 jam penuh, Tol Harbour I tak lagi mampu menampung beban kendaraan dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok. Melihat kondisi itu, pembangunan Tol Harbour II menjadi langkah strategis untuk mengalihkan sebagian besar traffic, sekaligus meningkatkan konektivitas ke Bandara Soekarno-Hatta.
“Ruas Tol Harbour II Ancol Timur–Pluit diharapkan mampu menarik traffic dari Pelabuhan Tanjung Priok yang cukup besar serta meningkatkan konektivitas dengan Bandara Soekarno-Hatta,” jelas Kepala BPJT Kementerian PU, Wilan Oktavian, saat mendampingi Komisi V DPR RI dalam kunjungan kerja, Minggu (6/7/2025).
Saat ini, progres konstruksi sudah mencapai 25%, namun sejumlah tantangan masih menghadang. Lokasinya yang berada di pinggir Jalan Martadinata — area padat kendaraan dan dekat rel kereta api — menyulitkan manuver alat berat di lapangan.
Selain itu, pembebasan lahan juga jadi isu krusial. Dari total kebutuhan lahan seluas 39 hektare, baru sekitar 53% (20 hektare) yang berhasil dibebaskan. Kementerian PU pun mendorong sinergi lebih kuat dengan Pemprov DKI Jakarta dan Kementerian ATR/BPN agar persoalan ini segera dituntaskan.
Proyek ini ditargetkan rampung pada awal tahun 2026, khususnya untuk sisi selatan. Namun target ini sangat bergantung pada kelancaran pembebasan lahan dalam beberapa bulan ke depan.
“Kami berharap semua pihak berkoordinasi untuk mempercepat penyelesaian proyek ini. Dan yang tak kalah penting, jaga keselamatan kerja agar tetap zero accident,” tegas Wilan.
Tol Harbour Road II tak sekadar jalan bebas hambatan baru, tapi harapan besar warga Jakarta yang lelah terjebak macet saban hari. Proyek ini akan menyatu dengan Tol Akses Tanjung Priok dan menjadi tulang punggung baru distribusi logistik nasional.
Masyarakat kini tinggal menanti hasilnya. Jika semua berjalan sesuai rencana, awal 2026 nanti kemacetan di Jakarta Utara bisa berkurang signifikan — dan konektivitas logistik bisa melonjak ke level berikutnya.(dul)