BOGOR – Belakangan, publik dibuat menduga-duga tentang pada siapakah Presiden Jokowi akan memberikan restu bagi calon penggantinya. Berbagai spekulasi muncul dan terus menjadi bola liar hingga kini.

Yudi Prawira, konsultan IT dan politik pemilu yang juga mantan ketua umum Relawan KTP Prabowo Sandi, memberikan pandangannya.

“Jadi kita tidak perlu jauh-jauh menebak kemana pak Jokowi akan memberikan dukungan politiknya, semua sudah memiliki tanda-tanda yang tersirat dari mulut Pak Jokowi sendiri dan banyak yang tidak sadar akan hal tersebut,” ujar Yudi Prawira ketika ditemui di kediamannya, Sentul Selatan, Bogor.

Ada yang menarik ketika kami berkunjung ke Pentagon (sebutan tempat kerja pribadi di rumahnya). Dimana Yudi Prawira memaparkan bagaimana Jokowi menggunakan cara-cara yang tak terduga dalam memberikan pesan yang kuat tentang siapa yang akan ia dukung pada pemilu 2024 nanti.

Begini “ingat tidak pada saat pelantikan HIPMI di Hotel Raffles, Jakarta Januari 2020 silam dimana Jokowi menyebut bahwa salah satu orang yang hadir dalam acara tersebut berpotensi menggantikannya dan Pak Jokowi meyakininya. Orang tersebut adalah Sandiaga Uno”, kemudian pada acara Rakernas Projo yang ke 5 di Magelang pada bulan mei 2022, Jokowi menyebut bahwa mungkin salah satu orang yang kita dukung ada disini.

Orang-orang berteriak Ganjar Pranowo dan terbaru, Pak Jokowi pada acara HUT ke 8 Partai Perindo bulan November 2022 kemarin malah menyebut bahwa Presiden berikutnya merupakan ‘jatah’ Prabowo Subianto.

Nah dari semua statement-statement tersebut hanya tiga orang itu lah yang secara tersirat disebutkan langsung oleh Pak Presiden Jokowi tentang calon-calon penggantinya. Jadi buat apa kita menebak kesana kemari. Dugaan saya melihat situasi kekinian sepertinya Pak Jokowi lebih merestui Pak Prabowo sebagai calon penggantinya dan Ganjar Pranowo sebagai wakilnya.

Terkait pasangan ini nantinya jadi atau tidak, realisasi atau tidak itu sudah menjadi urusan partai politiknya masing-masing. yang jelas dukungan Pak Jokowi sudah terang benderang dan ingat, pendukung Pak Jokowi sangat banyak di negara ini.

Lebih lanjut Yudi Prawira menerangkan, bahwa semuanya itu tak terlepas dari kemungkinan strategi dua kakinya PDIP, yaitu dengan tetap menjaga peluang Puan Maharani dan terus membatasi ambisi Ganjar untuk maju sebagai calon Presiden, dimana tentu saja endingnya bisa melahirkan dua calon dari kubu yang sama atau membuat skenario Ganjar yang tersakiti. Ujar Yudi Prawira.

Terkait kemana Yudi Prawira akan mendukung calon presiden pada 2024 nanti, Ia berseloroh, “saya ingin belajar dan menekuni sebagai konsultan IT dan Politik saja sebagai dedikasi yang sudah 15 tahun terlibat dalam wara-wiri pemilu di Indonesia,” tutupnya.

Editor : Coky Ps

SURAKARTA – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menegaskan kepada semua pihak untuk menjaga situasi politik di tanah air agar tetap kondusif menjelang pemilihan umum pada 2024 mendatang.

Ia juga mengingatkan agar para calon presiden maupun calon wakil presiden yang ikut serta pada kontestasi politik mendatang untuk melakukan politik- politik gagasan dan politik-politik ide.

“Jangan masuk ke politik SARA, politisasi agama, politik identitas, jangan. Sangat berbahaya bagi negara sebesar kita Indonesia yang sangat beragam,” tegas Jokowi dalam sambutan Musyawarah Nasional (Munas) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) XVII, di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin 21 November 2022.

Oleh karena itu, sebagai Kepala Negara ia mengingatkan agar para calon presiden maupun calon wakil presiden yang ikut serta pada kontestasi politik mendatang untuk melakukan politik- politik gagasan dan politik-politik ide.

Jokowi kembali menitipkan untuk saling menjaga kondusivitas situasi politik agar tidak memanas. Sebab ia mengungkapkan situasi dunia saat ini sedang tidak normal.

“Saya titip dalam kondisi dunia yang sangat rentan seperti ini, kita harus semua menjaga agar kondusivitas situasi politik itu tetap adem kalau bisa, kalau enggak bisa paling banter ya anget tapi jangan panas,” pintanya.

Dibeberkannya saat ini saja sebanyak 14 negara sudah mengantre untuk mendapatkan pinjaman dari Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) guna mengatasi masalah perekonomian di negara masing-masing.

“Dan 28 negara ngantre di depan pintunya IMF, diperkirakan sampai angka 66, dan itu enggak mungkin bisa mendapatkan bantuan semuanya, enggak mungkin karena juga keterbatasan dari IMF, dari Bank Dunia punya keterbatasan itu,” tandas politisi PDI Perjuangan tersebut.

Editor : Edwin Suwandana