Home / Headline / Hukum

Sabtu, 18 Desember 2021 - 00:34 WIB

Kapolri Tekankan pada Itwasum Monitor Kinerja Para Pemimpin Polri

JAKARTA – Jajaran Inspektorat Pengawasan Umum (Itwasum) Polri diminta untuk melakukan fungsi dan tugas pengawasan melekat dalam upaya mewujudkan postur kepemimpinan Polri sesuai harapan serta menghilangkan budaya kepemimpinan yang keliru.

“Awasi budaya-budaya kepemimpinan yang keliru. Harapan saya adalah pimpinan yang melayani, bukan pemimpin yang dilayani,” kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam kegiatan Rapat Koordinasi Analisis dan Evaluasi Itwasun Polri 2021 di Yogyakarta, Jumat (17/12/2021).

Jendral Sigit mengharapkan para Kapolda, Kapolresta/bes, Kapolres sampai kapolsek dan satuan lainnya di Polri mampu melaksanakan kepemimpinan sesuai dengan harapan, serta mampu memberikan pelayanan untuk bisa mencapai visi dan misi organisasi Polri.

Ia mencontohkan seorang pemimpin harus sering turun ke lapangan agar memahami betul situasi yang terjadi di lapangan sehingga tidak salah dalam mengambil keputusan. “Pemimpin juga harus memahami dan tahu kesulitan anggotanya sehingga ketika memberikan tugas tidak keliru,” ujarnya.

Baca Juga :  Terkait Putusan PN Jakpus, Jokowi : Pemerintah Kawal Tahapan Pemilu dengan Baik

Pemahaman kepemimpinan yang diharapkan, kata Sigit, harus terus ditanamkan. Hal itu menjadi tugas Itwasum sebagai divisi pengawasan internal Polri, atau peran Itwasum ibarat “wasit” layaknya dalam pertandingan sepak bola, membawa organisasi Polri berjalan sesuai dengan aturan dan di jalurnya sehingga menjadi harapan masyarakat.

Sebagai organisasi yang besar, Polri dengan personel yang banyak menghadapi tantangan tugas dengan berbagai dinamika pada era keterbukaan informasi publik. “Akhir-akhir ini banyak sekali muncul fenomena di media sosial, ini menjadi bagian dari yang harus dicermati,” kata dia.

Fenomena yang dimaksud adalah munculnya tanda pagar (tagar/#) #PercumaLaporPolisi, kemudian tagar #1Hari1Oknum dan terbaru #NoViralNoJustice.

Jenderal bintang empat itu mengatakan bahwa fenomena-fenomena itu menjadi bagian tugas jajaran Itwasun Polri untuk mengevaluasi apakah terjadi di sisi manajemen organisasi atau perilaku individu anggota Polri.

Baca Juga :  Ketua Umum Muhammadiyah Ingatkan Masjid Negara Adalah Milik Semua Umat

Besarnya tantangan tugas dan fungsi yang dihadapi Polri, mantan Kabareskrim Polri itu juga meminta jajarannya keluar dari zona nyaman, menjadi pimpinan Polri (kapolsek, kapolres, dan kapolda) yang mewujudkan Polri sebagai organisasi yang modern.

“Pilihannya satu, harus keluar dari zona nyaman sehingga Polri bisa menjadi organisasi modern, jadi harapan organisasi dan harapan masyarakat,” kata mantan Kapolda Banten dan Kadiv Propam Mabes Polri itu.

Kapolri pun menekankan ada tiga kompetensi yang harus melekat dalam diri personel Polri sebagai perwujudan dari transformasi Polri yang Presisi, yakni kompetensi etik, teknis, dan kepemimpinan.

Sigit sendiri tidak meragukan kompetensi teknis dan kepemimpinan personel Polri. Namun, pada kompetensi etik yang sejatinya sudah ditanamkan sejak dini dihadapkan dengan doktrin-doktrin yang kemudian bertentangan dengan etik yang harusnya dilaksanakan sehingga terjadi zona-zona nyaman. (***/CP)

Share :

Baca Juga

Hukum

Sebagian Peserta Pesta Gay di Puncak Terindikasi HIV dan Sifilis

Hukum

Intelijen Kejaksaan Agung Gali Data dari Provider Telekomunikasi

Hukum

Penyusunan DIM RUU KUHAP Prioritaskan Restorative Justice

Hukum

Diperiksa Jaksa Selama 12 Jam, Nadiem Makarim Siap Dipanggil Lagi

Hukum

Uji Formal UU TNI, Hakim MK Minta Bukti Pelibatan Masyarakat

Hukum

Kejaksaan Cegah Praktik Transaksional dalam Pelaksanaan Restorative Justice

Hukum

DPR Sebut Putusan Hakim Terkait Agnez Mo Menyalahi UU Hak Cipta

Headline

Program Infrastruktur dan Pendidikan di Kabupaten Bogor “Dipelototi’ KPK