Jumat, 19 April 2024

Hari Taekwondo Indonesia untuk Menghormati Sosok Harno Omar

JAKARTA — Hari Taekwon-Do Indonesia pada 17 Desember ditetapkan untuk memberikan penghormatan bagi sosok yang telah berjasa kepada rakyat dan bangsa Indonesia dalam memperkenalkan dan mengembangkan Taekwon-Do di Indonesia.

Menurut Presiden ITF Indonesia, Ivan Antonius, hal ini sangat penting dan perlu disampaikan kepada para seluruh Taekwondoin di tanah air, terlebih lagi kepada generasi bangsa sekarang bahwa ada seseorang yang patut dianggap Pahlawan dalam memperkenalkan dan mengembangkan beladiri Taekwondo Indonesia.

Sosok tersebut adalah Harno Omar (Ong Hock Hua), pria kelahiran 17 Desember 1948, yang mulai mengajarkan beladiri asal Korea tersebut pada akhir 1970 di Perdagangan, sebuah kota kecil di Sumatera Utara, selepas menyelesaikan studinya di Penang – Malaysia.

Harno tercatat sebagai penyandang sabuk hitam Taekwon-Do pertama di Indonesia. Selain itu, Ia adalah orang pertama yang mendapat mandat langsung dari sang pencipta beladiri Taekwon-Do, Jenderal Choi Hong Hi, sebagai pioner dalam pengembangan beladiri yang didominasi teknik tendangan tersebut ke seluruh pelosok nusantara.

Pengembangan Taekwon-Do di bawah Harno Omar makin pesat, setelah ia dan teman-temannya membuka sebuah dojang (gedung latihan) besar di Medan. Pada 1973, Ia pun menggagas berdirinya organisasi Taekwon-Do pertama di tanah air, Persatuan Taekwon-Do Indonesia (PTI) yang kelak menjadi cikal bakal organisasi Taekwon-Do terbesar di tanah air, PBTI (Pengurus Besar Taekwondo Indonesia)

Baca Juga :  Cegah Perpindahan Atlet Jadi Masalah, KONI Kabupaten Bogor Merujuk Aturan Main

“Namun sayang, Harno Omar tak sempat melihat pesatnya perkembangan Taekwon-Do di Indonesia saat ini,” ungkap Antonius dengan lirih ketika ditemui kabarindo24jam, Sabtu (28/12/2021).

Harno wafat di usia 26 tahun, pada 6 September 1975, di Michigan, Amerika Serikat. Dari sejumlah sumber, Harno diketahui meninggal akibat terserang wabah nyamuk Michigan, yang saat itu menjadi pandemi di wilayah tersebut.

Guci penyimpanan abu jenazah almarhum Harno Omar. Disematkan gelar ‘Father of Taekwon-Do Indonesia’ oleh Jenderal Choi Hong Hi, Presiden ITF saat itu. 

Abu jenazah Harno Omar dibawa kembali ke Medan, dalam sebuah guci berwarna perunggu, yang merupakan anugerah dari Jenderal Choi Hong Hi, Presiden ITF saat itu. Pada guci tersebut disematkan gelar ‘Father of Taekwon-Do Indonesia (Bapak Taekwon-Do Indonesia)’. Abu jenazah Harno hingga kini disemayamkan di Tanjung Morawa, Deli Serdang.

“Penetapan Hari Taekwon-Do Indonesia ini adalah sebuah penghormatan bagi sosok yang sangat penting bagi perkembangan beladiri Taekwon-Do di Indonesia. Ironisnya, dalam perkembangan sejarah, banyak generasi sekarang yang tidak tahu sosok Harno Omar,” imbuh Antonius. (WHS)

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini