Sabtu, 27 Juli 2024

Partai Demokrat Runtuh Akibat Proyek Hambalang, KPK Didesak Usut Tuntas !!

JAKARTA – Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Max Sopacua, mengemukakan bahwa Hambalang Sport Center, Sentul, Kabupaten Bogor-Jawa Barat, merupakan awal sejarah runtuhnya elektabilitas Partai Demokrat di bawah kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Proyek Wisma Atlet Hambalang, menurut Max Sopacua, adalah sumbu penderitaan para kader yang terjebak kesalahan lantaran kasus korupsi Mega proyek Hambalang yang menghabisi karir politik Anas Urbaningrum, Ketua Umum waktu itu yang ditinggalkan oleh SBY.

“Tempat inilah salah satu bagian yang meruntuhkan elektabilitas PD. Tetapi ada juga yang menikmati hasil dari sini, tidak tersentuh hukum sampai hari ini. Mudah-mudahan segera,” ujar Max dalam jumpa pers di kawasan wisma atlet Hambalang, Kamis (25/3/2021).

Atas hal itu, Max menyerukan kepada lembaga hukum dalam hal ini KPK untuk menindaklanjuti apa yang belum dilanjutkan dalam kasus yang membuat Anas urbaningrum terjungkal dari kursi Ketua Umum Demokrat dan mantan Menteri Pemuda Olahraga yang juga eka Sekjend Partai Demokrat Andi Malarangeng .

“Kemudian ada saksi-saksi terhadap siapa saja orang yang menikmati aliran dana korupsi proyek Hambalang ini, jangan dibiarkan orang lain menderita dan jangan biarkan orang lain senang-senang malah bagai raja nanti di Partai Demokrat,” kata tokoh senior Demokrat itu .

Dalam kesempatan itu, Max juga tegas membantah pernyataan kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) soal perusak Partai Demokrat. Menurutnya, bukan dia dan inisiator KLB yang merusak partai akan tetapi pelaku-pelaku yang tidak bertanggungjawab pasca proyek Hambalang mangkrak.

Baca Juga :  Jaga Kesinambungan, Dispora Kabupaten Bogor Gelar Seleksi Atlet Pelajar

“Kami para senior yang disebut AHY dan teman-temannya, saudara Yan Harahap dan Jansen Sitindaon, sebagai perusak PD. Ini manusia yang tidak punya hati dan tidak tahu sejarah. Kalau dia tau sejarah Demokrat dia tidak pernah akan bilang kami perusak Demokrat,” tutur Max.

“Kenapa dia tidak bilang Hambalang perusak Demokrat! Kenapa dia tidak menyebut orang yang tak tersentuh hukum dan bernaung di dalam kelompok mereka. Malah kami yang dibilang perusak Demokrat. Kami para senior, dia tidak punya otak, dia intelektual tapi otaknya di dengkul,” tambahnya.

Max mengatakan, pihaknya nekat membuat jumpa pers di Hambalang lantaran tempat itu merupakan bagian integral dari sejarah bagaimana Partai Demokrat elektabiltas mulai menurun. Dari 20,4 persen menjadi 10,2 peran dan saat ini tinggal 7,3 persen.

“Saya pelaku sejarah, kalau saya dibilang perusak Demokrat mari kita berdebat bahwa kami pelaku untuk merusak Demokrat. Terutama orang-orang AHY yaitu Yan dan Jansen, kita berjumpa di media mana saja. Kita tunggu untuk menyampaikan siapa yang merusak Demokrat sebenarnya!,” tegasnya.

Terkait dengan keabsahan pengurus DPP versi KLB, Max meminta Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H. Laoly untuk menandatangani berkas hasil KLB Deli Serdang. “Menkumham tandatanganilah SK KLB di Deli Serdang itu sebagai satu satunya pemilik Demokrat di Indonesia,” pungkas Max. (***/Husni)

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini