BOGOR — Wali Kota Bogor Bima Arya mengemukakan bahwa selama pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Kota Bogor sejak 3 Juli lalu, telah terjadi penurunan mobilitas masyarakat yang dari hasil evaluasi merupakan tertinggi di Jawa Barat (Jabar).
“Mobilitas masyarakat di Kota Bogor berkurang jauh sejak dilakukan penyekatan pada 3 Juli lalu, dan penurunannya adalah yang tertinggi di Jawa Barat,” kata Bima Arya kepada awak media, di Balai Kota Bogor, Rabu (14/7/2021).
Selama pelaksanaan PPKM Darurat, Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bogor telah memberlakukan penyekatan kendaraan bermotor selama 24 jam setiap hari, dengan menyiapkan enam lokasi penyekatan dan enam titik “check point”.
Bima menegaskan, penurunan mobilitas masyarakat ini adalah hasil kerja keras Satgas Penanganan Covid-19 bersama Polresta Bogor dan Kodim 0606 Kota Bogor yang melakukan penyekatan kendaraan bermotor di Kota Bogor di sejumlah lokasi penyekatan dan titik “check point”.
Hasilnya, selama 11 hari pelaksanaan PPKM Darurat, penurunan mobilitas masyarakat sudah sangat jauh berkurang dari sebelumnya, baik masyarakat yang datang ke Kota Bogor maupun yang keluar dari Kota Bogor.
Bima menambahkan, mobilitas masyarakat di tingkat makro yakni di Kota Bogor sudah jauh berkurang, di tingkat mikro yakni di wilayah juga sudah berkurang, tapi kasus positif Covid-19 masih tinggi.
“Hal itu artinya, kemungkinan penularan Covid terjadi di lingkungan keluarga dan permukiman yakni di tingkat RT dan RW. Karena itu, PPKM Mikro di tingkat kelurahan, RW hingga RT, terutama di RT zona merah harus dikuatkan,” ujarnya.
“Saya perintahkan kepada seluruh lurah di Kota Bogor untuk fokus mengawasi wilayahnya, terutama pada warga yang menjalani isoman (isolasi mandiri),” tambahnya.(Meisa)
