Sabtu, 20 April 2024

Solar Sudsidi Langka, Menteri ESDM Tinjau SPBU di Bengkulu

BENGKULU — Dalam rangka memantau ketersediaan stok Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya Solar di Bengkulu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif turun langsung ke beberapa SPBU di wilayah Provinsi Bengkulu bersama Gubernur Rohidin Mersyah dan Forkopimda, Minggu (10/4/2022).

Menurut Arifin, faktor kelangkaan BBM di Bengkulu disebabkan oleh lonjakan permintaan secara mendadak. Dikarenakan kegiatan ekonomi kembali normal, diikuti dengan komoditas hasil perkebunan yang meningkat.

“Akibat produksi yang meningkat menyebabkan hal ini terjadi, kami memohon maaf dan ke depan akan diperbaiki sesuai masukan dari para pengendara,” terang Arifin usai melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di beberapa lokasi SPBU di Kota Bengkulu.

Arifin menambahkan, seharusnya bio solar diperuntukkan bagi masyarakat yang membutuhkan BBM bersubsidi. Namun fakta di lapangan masih banyak kendaraan perusahaan industri perkebunan yang ikut mengantri sehingga menyebabkan antrian panjang dan kekurangan stok.

“Kementerian akan menyurati perusahaan yang masih bandel, menggunakan BBM bersubsidi dan didorong untuk menggunakan BBM Non Subsidi. Sementara itu, masyarakat juga diharapkan dapat melaporkan apabila hal ini masih terjadi,” jelas mantan Dubes Indonesia untuk Jepang ini.

Sementara Gubernur Rohidin Mersyah menjelaskan Pemerintah Provinsi Bengkulu saat ini telah mengusulkan penambahan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar subsidi sebanyak 31 ribu Kilo Liter (KL). Hal ini guna memenuhi kebutuhan menjelang Hari Raya idul fitri.

Baca Juga :  Kenaikan BBM Penyumbang Inflasi Terbesar, TPID Kota Bogor Segera Lakukan Langkah Pengendalian

“2 minggu lalu, Pemprov sudah bersurat langsung ke Menteri ESDM terkait penambahan kuota BBM jenis Solar bersubsidi. Berdasarkan kuota kemarin, hanya cukup hingga bulan Oktober dan penambahan ini agar memenuhi kebutuhan hingga akhir tahun,” terang Gubernur.

Lebih lanjut, di samping mengusulkan penambahan kuota BBM Pemprov juga membuat beberapa upaya agar kelangkaan solar bersubsidi tidak lagi terjadi. Diantaranya dengan pembatasan pengisian BBM, dan menetapkan beberapa titik SPBU untuk pengisian BBM jenis solar bersubsidi.

“Di lapangan masih banyak pelaku usaha pertambangan, perkebunan yang masih menggunakan BBM bersubsidi dan ini akan dikawal sehingga kuota yang ada dapat mencukupi,” ucap Gubernur Rohidin.

Kemudian, beragam tanggapan masyarakat terkait BBM solar bersubsidi yang mengalami kelangkaan beberapa waktu lalu, namun saat ini mulai berangsur normal. Salah satunya Ari (45) supir truk angkutan, yang harus menginap dan tidur di mobil guna mengantri BBM jenis Solar bersubsidi.

“Alhamdulillah saat ini, berangsur normal. Dua minggu lalu, masih sangat susah hingga harus menunggu (bermalam) di mobil menunggu solar datang. Usulan penambahan BBM dari Gubernur Rohidin merupakan langkah bagus, sehingga kami para supir truk tidak lagi terkendala untuk mencari nafkah,” seru Ari yang sudah berpuluh-puluh tahun mencari nafkah menjadi sopir truk. (WHS)

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini