Kabarindo24jam.com | Jakarta – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah disorot akibat sejumlah insiden keracunan tidak seharusnya dihentikan. Hal ini ditegaskan oleh Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan di Jakarta, Jumat kemarin, menanggapi desakan publik untuk menghentikan program tersebut.
Menurut Luhut, terlepas dari berbagai kekurangan dalam implementasi yang terjadi, program MBG secara keseluruhan telah berjalan cukup baik. Ia mengingatkan bahwa segala hal membutuhkan proses dan waktu untuk mencapai hasil optimal.
“Nggak usah dihentikan, kita sudah lihat bagus kok. Apanya dihentikan? Ya kan memulainya ini yang jadi masalah. Kita kadang-kadang tuh pengin cepat buahnya. Seperti gigit cabai langsung pedasnya, nggak bisa gitu,” kata Luhut saat konferensi pers.
Luhut menekankan pentingnya untuk tidak bersikap pesimis ketika menemukan kekurangan di lapangan. “Yang penting prosesnya kita lihat bagus, jalan. Kalau kurang di sana sini kita perbaiki. Kita jangan juga terus pesimis kalau ada yang kurang di sana sini. Kita sangat prihatin dengan kejadian keracunan kemarin. Tapi proses perbaikan semua sekarang berjalan,” tambahnya.
Pihak DEN juga melakukan pengawasan langsung ke lapangan untuk memverifikasi data dari Badan Gizi Nasional (BGN). Luhut mengklaim BGN terus melakukan perbaikan, termasuk dalam hal serapan anggaran yang sudah membaik serta penyerapan tenaga kerja yang telah mencapai 380 ribu orang.
Perbaikan dalam pelaksanaan MBG ini dilakukan secara bertahap. Luhut optimistis bahwa dalam kurun waktu tiga bulan ke depan, hasil program akan jauh lebih baik. “Ya masih ada yang kurang tentu, tapi saya kira kita jangan terus berharap dalam 6 bulan terus beres semua, ya tidak mungkin lah. Tapi kalau 3 bulan ke depan, saya yakin akan jauh lebih bagus dari sekarang ini. Dan saya suka tadi itu penyerapan lapangan kerja,” jelasnya.
Terkait insiden keracunan yang memicu kekhawatiran, Luhut mengaku sudah meminta BGN untuk segera melaksanakan sertifikasi layak higienis di seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Luhut kembali meminta semua pihak untuk tidak terlalu pesimis. Menurutnya, kekurangan wajar terjadi karena MBG adalah program baru yang pertama kali dijalankan di Indonesia.
“Jangan terlalu terlalu pesimis. Bangsa kita ini bangsa besar, jadi nggak usah kita juga terlalu, tidak ada kalau ada yang kurang. Saya lihat kemarin itu bukan soal niat yang kurang, memang ya kita barang baru ya pastilah ada di sana-sini,” tutup Luhut. (Man*/)