Sabtu, 27 Juli 2024

Belajar dari Konflik Demokrat, Manfaatkan Kelembagaan Partai Untuk Masalah Internal

SURABAYA — Konflik internal di Partai Demokrat selama beberapa hari terakhir ini menjadi topik perbincangan politik paling hangat di masyarakat luas. Namun sebenarnya, konflik internal itu masalah sederhana dan bisa bisa diselesaikan lewat kelembagaan partai.

Pakar politik dari Universitas Airlangga Surabaya, Prof.Dr Kacung Marijan MA, mengemukakan konflik di Partai Demokrat juga terjadi di partai lain, dan bisa diselesaikan dengan mekanisme internal. “Ini sebenarnya masalah internal partai yang bisa dikomunikasikan lewat kelembagaan partai,” kata Kacung kepada kabarindo24jam, Senin (8/3/2021).

Menurut Kacung, terjadinya KLB versi GPK-PD memberikan pembelajaran unik. Walaupun hampir seluruh partai politik di Indonesia pernah mengalami KLB, namun di Demokrat orang luar partai yang bukan kader bisa masuk dalam jajaran pengurus partai.

“Uniknya dalam KLB Partai Demokrat di Deli Serdang. Tidak seperti KLB partai – partai yang lain sebelumnya. Ini orang luar bisa masuk dan terpilih menjadi ketua. Inilah yang unik,” kata Kacung yang juga Wakil Rektor Universitas Nadhlatul Ulama Surabaya ini.

Baca Juga :  3 Energy Ganjar-Pranowo dan Mahfud MD Konvoi Nobar Ke 4 di Jakarta

Memang kedua kubu, yakni Kepengurusan Agus Harimurti Yudhoyono dan versi KLB dipimpin Moeldoko, saling mengklaim bahwa meraka adalah yang paling sah menurut hukum dan legalitas UU Kepartaian. Namun, tambah Kacung, hasil akhir nanti akan ditentukan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).

“Soal keabsahan pengurus, nanti tergantung hasil verifikasi tim Kemenkumham. Apabila keputusan Kemenkumham tidak memuaskan salah satu pihak, tentu saja bisa berlanjut hingga pengadilan,” urainya.

Meski demikian, Kacung menilai ada pembelajaran politik dari kasus partai Demokrat bagi parpol lain. Agar tidak terulang kembali di masa mendatang, ujarnya lagi, adalah dengan efektifitas komunikasi di lembaga internal partai

“Ayo difungsikan kelembagaan partainya. Komunikasi yang efektif dan dua arah. Selesaikan dengan baik, jadi masalah internal terselesaikan dengan baik,” pungkas alumnus S-1 FISIP Unair, S-2 di Flinders University of South Australia, dan S-3 di Australian National University itu. (Amin/Iwan)

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini