Jumat, 29 Maret 2024

BEM PT Muhammadiyah Kritisi Penanganan Pandemi Covid dan Bela Din Syamsuddin

YOGYAKARTA —  Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah Indonesia (BEM PTMI) menggelar aksi konsolidasi nasional di kampus Universitas Ahmad Dahlan, Bantul – Yogyakarta pada 16 Februari 2021, untuk mendiskusikan berbagai kebijakan yang akan diterapkan pemerintah pada tahun 2021.

“Forum konsolidasi mahasiswa PTM merupakan agenda khusus yang kami buat untuk menyikapi kebijakan-kebijakan pemerintah, terutama terkait penanganan pandemi covid-19 dan permasalahan lainnya yang harus kita sikapi,” kata Rivandy Azhari Ali Harahap dari  Presidium Nasional BEM PTM DIY-Jateng, dalam keterangan persnya.

Menurut Rivandy, kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid telah memberikan dampak yang luar biasa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Mulai dari kebijakan PSBB hingga sekarang PPKM. Tapi dirasa tidak begitu efektif dalam upaya memutus mata rantai Covid di Indonesia. 

“Apalagi ditambah dengan vaksinasi yang belum tersalurkan secara masif kepada seluruh lapisan masyarakat. Ikhtiar yang dilakukan oleh pemerintah belum menemui titik terang bahwa Pandemi akan segera berakhir. Kalau saja pandemi tidak segera berakhir maka aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat pun akan terganggu,” ujar Rivandy.

Selain itu, tambah Rivandy yang mewakili suara forum konsolidasi mahasiswa Muhammadiyah, di saat bangsa sedang berusaha keluar dari pandemi, bangsa Indonesia dibuat gaduh dengan adanya tuduhan radikal terhadap personal tertentu yang tak berdasar, sehingga itu memungkinkan terjadinya perpecahan umat. 

Baca Juga :  Persiapan Belajar Tatap Muka, Bupati Bogor Prioritaskan Vaksinasi Tenaga Pendidik

“Maka dari itu, kami BEM PTMI dalam Forum Konsolidasi Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah meminta  pemerintah meninjau ulang strategi dan upaya memutus penyebaran covid 19 yang tak kunjung membaik,” cetusnya.

Selain itu, BEM PTMI mendesak pemerintah untuk memberikan dispensasi yang sama selama masa Pandemi Covid-19 tanpa membedakan kampus swasta maupun negeri dan meminta pemerintah mengeluarkan kebijakan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang konkrit dan efektif.

Selanjutnya BEM PTMI menegaskan sikapnya membela sesepuh Muhammadiyah, Din Syamsudin, dari tudingan radikal. “Kami segenap mahasiswa Muhammadiyah bertekad untuk bersama dengan Prof. Din Syamsuddin dalam menghadapi tudingan radikal,” pungkas Rivandy.

Berdasarkan keterangan panitia kegiatan, mahasiswa yang hadir antara lain berasal dari Unviersitas Ahmad Dahalan Yogyakarta,  Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta Uniiversitas Muhammadiyah Malang, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Muhammadiyah Sukabumi, Universitas Muhammadiyah Mataram,  Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Palembang, Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan Bogor. “

(***/Husni)

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini