Sabtu, 27 Juli 2024

Diapresiasi BPIP, Rama Agung jadi Miniatur Desa Kerukunan umat beragama Indonesia

BENGKULU – Desa Rama Agung yang terletak di Kecamatan Kota Arga Makmur, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, menyandang julukan sebagai desa toleransi selama bertahun-tahun.

Desa tersebut selama ini diniliai mampu menjaga keberagaman kepercayaan, suku dan adat istiadatnya. Salah satu contohnya adalah, rumah ibadah yang berbeda satu dengan lainnya hanya terhalang satu atau dua rumah warga saja.

Desa Rama Agung yang telah berdiri sejak tahun 1993 dengan luas lebih kurang 342 hektar, dihuni masyarakat dengan lima agama berbeda diantaranya, Islam, Katolik, Kristen, Hindu dan Budha, namun mampu hidup rukun dan saling toleransi dalam kehidupan bermasyarakat.

Kepada Bupati Bengkulu Utara, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengapresiasi “Desa Wisata Religi Rama Agung Bengkulu Utara” sebagai Desa Miniatur Kerukunan umat beragama Indonesia. Penetapannya dilakukan oleh Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah.

Bahkan pada desa tersebut juga dibuat patung yang menggambarkan berbagai orang dari suku serta agama yang berbeda, saling memegang erat tangan yang menggambarkan tingginya toleransi pada desa tersebut.

Tingginya toleransi pada desa tersebut tak lepas dari peran perangkat desa serta aparatur pemerintahan setempat, yang selalu mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga kehidupan yang beragam dan perbedaan suku, agama dan ras.

Baca Juga :  Bupati Bogor Lantik 180 Pejabat Eselon II, III dan IV untuk Peningkatan Kinerja

Kepala Desa Rama Agung, Putu Suriade, tidak bosan mengingatkan kepada warga untuk hidup rukun dan untuk tidak melihat perbedaan.

“Saya selaku Kades Rama Agung merasa senang dan bangga kepada segenap warga, walau berbeda keyakinan dan suku tapi mereka cinta damai dan menjaga keberagaman serta menjunjung tinggi sikap toleransi,” ungkap Putu kepada Kabarindo24jam Selasa (21/02/2023).

Sebagai desa yang menyandang ikon toleransi di Bengkulu, Putu berharap situasi di wilayahnya akan tetap temang, nyamam serta kondusif dan jauh dari isu-isu negatif.

“Saya berharap kedepannya peristiwa intolerans atau pelarangan untuk beribadah sesuai keyakinan masing-masing di Desa Rama Agung tidak ada sama sekali dan kesadaran warga akan menjaga nilai-nilai toleransi sangat tinggi, syukur kepada tuhan desa ini menyandang julukan desa ikon toleransi,” papar Putu.

Dengan keberagaman serta toleransi yang tinggi di desanya, Putu melihat toleransi antar suku dan umat pada desa-desa tetangga juga secara otomatis berbuat hal yang sama menjaga kerukunan yang baik.

“Mudah-mudahan desa dan daerah lain dapat berbuat sama dalam menjaga toleransi,” pungkas Putu.

(Whs)

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini