Sabtu, 20 April 2024

Din Syamsuddin Bukan Radikalis, Tapi Sikap Politiknya Dianggap Norak

JAKARTA — Sikap politik Din Syamsuddin beberapa tahun terakhir ini dinilai norak alias lebay. Bahkan, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu dianggap mempunyai agenda politik tertentu. Din pun dinilai kepribadian dan perilakunya tidak radikal, melainkan sikap dan pernyataan politiknya yang cenderung radikal.

Hal itu dikemukakan pendakwah sekaligus intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU), Ustaz Sukron Makmun dalam video yang ditayangkan kanal Youtube Tagar TV, Minggu (28/2/2021). Sukron Makmun menyebut pemikiran Din Syamsuddin tidak radikal, tapi gerakan politiknya saat ini norak.

“Saya tahu betul pemikiran beliau tidak radikal, tapi gerakan politik beliau akhir-akhir ini agak norak. Justru ini yang bisa bikin citra beliau runtuh,” ujar Ustadz Sukron seraya menambahkan bahwa ia melihat hal tersebut dari sejumlah manuver Din yang aktif mengkritisi pemerintahan saat ini. 

Menurutnya, di tiap kesempatan selalu ada celah yang coba dikritisi oleh Din Syamsuddin. Lantaran hal itu, Ustadz Sukron menilai sikap Din tersebut belakangan justru telah menciderai kiprah positifnya selama ini di forum nasional dan intenasional yang sudah dibangun sejak lama.

Din Syamsuddin juga kerap dikenal bagian dari sistem. Dia dekat dan akrab dengan tokoh-tokoh elite politik negeri. Akan tetapi kini dia getol mengkritisi seolah-olah menganggap Pemerintah tak pernah berbuat apa-apa.

“Padahal dari dulu zaman Pak Harto dia juga aktif masuk sistem, setelah Pak Harto dia juga aktif di pemerintahan. Dan saat dia bagian dari sistem tak pernah tuh bisa mengubah secara signifikan. Sekarang seolah pemerintah salah, menurut saya tidak etis. Istilahnya agak norak,” ujarnya.

Baca Juga :  Anies Mau Nyapres, Ketua DPRD Sindir Minim Prestasi

Pengurus NU Banten yang juga penulis buku ini pun menduga sikap Din yang agak norak itu ditengarai karena ada ambisi politik tertentu. Atau bisa jadi, tambah Sukron, karena Din Syamsuddin sudah terkontaminasi oleh kelompok pergaulannya.

“Sepertinya dia punya agenda politik tertentu, indikasi ke sana ada. Mungkin ada hal yang dia rasa belum terakomodir. Walaupun selama ini pemerintah sudah banyak sekali mengakomodasi beliau di berbagai posisi,” tutur pengurus NU Banten ini.

Seharusnya, menurut Sukron, seorang pembesar negeri seperti Din Syamsuddin dinilai tak perlu menjadi golongan yang gampang masuk angin. Di mana integritas yang akan membawanya pada sikap tak terpengaruh. “Karena seorang tokoh implikasinya luar biasa di tengah masyarakat,” katanya.

Terkait pelaporan yang dilakukan GAR ITB terhadap Din Syamsuddin soal kedisiplinan sebagai ASN atau PNS, Sukron tak sependapat. Menurutnya, secara pemikiran Din bukanlah seorang radikalis. 

Sebab Sukron tahu betul, jika Din selama ini aktif dalam dialog kiprah antar agama, kerukunan beragama, dan sebagainya, di level nasional maupun internasional. Ini merupakan salah satu bukti kalau dia bukan seorang radikal.

“Beliau jauh dari radikal, beliau juga alumni Amerika. Tetapi kalau secara politik, bisa dikatakan beliau sudah radikal,” pungkas Sukron Makmun. (***/Husni)

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini