Rabu, 17 April 2024

Gus Yahya Tak Ingin Lagi Ada Luka Politik Akibat Calon Presiden

JAKARTA – Baru beberapa hari Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, mewanti-wanti agar kedepan jangan lagi ada perwakilan NU yang menjadi Calon Presiden maupun Wakil Presiden. Hal itu untuk menghindari terjadinya lagi polarisasi di tengah umat atau rakyat.

Selain itu, akibat konstentasi Capres dan Cawapres, muncul luka politik yang berdampak luas. “Karena itu, untuk saat ini jangan ada lagi perwakilan NU jadi presiden atau wakil presiden,” kata Gus Yahya kepada wartawan di Lampung, Sabtu (25/12/2021).

Menurutnya, sebaiknya nahdiyin – sebutan warga NU agar beristirahat dulu sembari menyembuhkan luka dan mengutuhkan polarisasi yang pernah terjadi di ajang pilpres sebelumnya. “Mari istrahat dulu. Mari sembuhkan dulu luka-luka dan mengutuhkan kembali polarisasi yang sudah terjadi,” kata dia.

Gus Yahya juga menyatakan bahwa kepemimpinannya akan mencanangkan dua agenda besar. ”Pertama adalah membangun kemandirian warga. Lalu, yang kedua adalah meningkatkan peran NU dalam pergulatan mendukung perdamaian dunia,” jelasnya.

Selain itu, PBNU bakal terus bekerja sama dengan pemerintah. Bahkan, kerja sama ini akan diakselerasi dan sinerginya ditingkatkan. Dia menegaskan, NU adalah partner pemerintah. Dalam hubungan dengan pemerintah, NU bakal membantu pelaksanaan agenda nasional yang dilakukan pemerintah.

Baca Juga :  Belajar dari Konflik Demokrat, Manfaatkan Kelembagaan Partai Untuk Masalah Internal

“Mulai agenda pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya. Saya juga berharap, dalam waktu dekat, kepengurusan PBNU menjabarkan program-program yang konkret untuk ke depan,” tegas mantan orang kepercayaan almarhum Gus Dur semasa menjabat Presiden RI itu.

Gus Yahya yang juga keponakan dari Gus Mus atau KH Mustofa Bisri ini, terpilih menjadi Ketua Umum PBNU Periode 2021-2026 setelah meraih suara terbanyak pada Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama di Lampung Tengah, Jumat (24/12)  kemarin. Gus Yahya mengalahkan Said Aqil Siraj yang nekat maju lagi.

Begitu hasil penghitungan suara diumumkan kemarin (24/12), kedua kontestan calon ketua umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) saling berangkulan. KH Said Aqil Siroj mengucapkan selamat, mendoakan keberkahan, dan memohon agar KH Yahya Cholil Staquf diberi kekuatan memimpin PBNU ke depan.

”Saya berbahagia atas kemenangan Gus Yahya. Beliau adalah pilihan tepat. Tidak lain saya bersyukur bahwa muktamar berjalan damai. Meski awalnya agak panas, selesai dengan damai,” jelas Said Aqil.

Sementara, Gus Yahya mengucapkan terima kasih kepada Said Aqil. Dia menyebut Said sebagai guru yang membimbing, menggembleng, dan menguji dirinya. ”Saya tidak tahu apakah umur saya cukup untuk membalas jasa-jasa beliau,” pungkas Yahya. (***/CP)

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini