Sabtu, 27 Juli 2024

Lonjakan Investasi di Luar Pulau Jawa Dorong Pemerataan Ekonomi

JAKARTA — Upaya pemerataan ekonomi yang dilakukan Pemerintah dengan memberikan insentif untuk merangsang investor masuk ke luar Pulau Jawa tidak sia-sia. Hal itu dapat dilihat dari kenaikan realisasi investasi sepanjang 2020 di luar Jawa (Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua) mencapai Rp 417,5 triliun atau 50,5 persen dari total realisasi investasi.

“Ini mulai mengungguli Jawa yang mencapai Rp408,8 triliun (49,5 persen),” ungkap Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam laman resminya, Selasa (26/1/2021). Capaian ini, tambahnya, menunjukan bahwa Jawa bukan lagi satu-satunya tujuan investor untuk menanamkan modalnya.

“Ini jadi bukti bahwa investor, baik dari dalam maupun luar negeri, tidak lagi menjadikan Jawa sebagai satu-satunya alternatif untuk menanamkan investasinya. Ini penting dicermati kedepannya,” kata Bahlil seraya menambahkan kini investor mulai melihat wilayah di luar Jawa semakin prospektif untuk investasi .

“Jadi sekarang ekonomi mulai merata di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua. Bahkan mungkin menurut saya ke depan dalam rangka hilirisasi dan transformasi ekonomi, di wilayah timur, Kalimantan, Sumatera, itu akan lebih melambung dari Jawa,” ujar mantan Ketua Umum HIPMI ini.

Dijelaskannya, bahwa sejak awal kepemimpinan Presiden Jokowi, pemerintah melalui BKPM menawarkan banyak alternatif lokasi investasi kala investasi masuk. Bahkan, Pemerintah memberikan insentif yang lebih baik bagi investor yang mau berinvestasi di luar Jawa.

Baca Juga :  Panglima TNI Perintah Tuntaskan Kasus Satelit Kemham yang Libatkan Perwira Tinggi

“Esensinya, pertumbuhan ekonomi itu penting, tapi jauh lebih penting pemerataan pada wilayah-wilayah di NKRI. Itulah pikiran dan tekad Presiden Jokowi untuk membangun Indonesia dari Sabang sampai Merauke, tidak membangun pada satu wilayah tertentu,” ujar Bahlil.

Dari data BKPM, sepanjang 2016-2020 investasi di luar Jawa terus bergerak naik. Pada 2016, proporsi realisasi investasi di Jawa mencapai 53,6 persen, sedangkan di luar Jawa mencapai 46,4 persen. Pada 2017, proporsi investasi luar Jawa sempat turun menjadi 43,7 persen sementara di Jawa mencapai 56,3 persen.

Lalu di 2018 proporsi investasi di luar Jawa tumbuh tipis menjadi 43,8 persen sementara investasi di Jawa mencapai 56,2 persen. Selanjutnya pada 2019 investasi luar Jawa mencapai 46,3 persen dan di Jawa sebesar 53,7 persen. Baru pada 2020, investasi luar Jawa melampaui investasi di Jawa menjadi 50,5 persen sementara investasi di Jawa mencapai 49,5 persen. (**/CP)

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini