Sabtu, 27 Juli 2024

Media Baru Dan Politik

Perjalanan media dalam komunikasi politik sudah memasuki generasi ketiga yang memungkinkan siapa pun menjadi produsen dan sebagai konsumen informasi.

Ada tiga generasi komunikasi politik yang sudah melalui tahap pergeseran di Indonesia yaitu : Generasi pertama, ditandai dengan dominannya retorika sebagai aktivitas komunikasi politik. Dalam hal ini, aktor politik mengandalkan kemampuan seni berbicara (art of speech) Contohnya pada masa pemerintahan Soekarno, tehnik dan seni berbicara/pidato yang disampaiakan secara langsung mendapat respon yang cepat bagi masyarakat sebagai konsumen informasi.

Generasi kedua, dijadikannya media massa sebagai saluran politik. Contohnya pada era pemerintahan orde baru di mana seperti radio, televisi, koran, majalah, dan sebagainya digunakan untuk kampanye, propaganda politik, public relations politik, dan lain-lain. Generasi ketiga, ditandai dengan perkembangan new media. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya media sosial seperti situs jejaring sosial dan weblog interaktif dalam jalinan komunikasi antarwarga.

Hadirnya ruang publik baru merupakan fenomena penggunaan media yakni internet yang menjadi bagian utuh dari saluran penting dalam bauran promosi kandidat. Contohnya Presiden Barack Obama membentuk tim khusus kampanye di dunia maya sebagai saluran public relations politic.

Internet sebagai saluran politik menawarkan komunikasi dua arah dimana sumber pesan dapat langsung diberikan respon atau feedback oleh penerima pesan. Penggunaan internet dalam komunikasi politik yang semakin meluas menjadikan media tidak dapat dikendalikan siapapun, termasuk pemerintah yang berkuasa.

Pengguna internet (netizen) semakin signifikan dalam politik. Tipologi netizen seperti publicist, hactivist, propagandist, disseminator pun menjadi jembatan bagi media baru yang menyajikan komunikasi politik yang mudah dan interaktif. Adapun penggunaan internet dalam komunikasi politik semakin intensif dan meluas. Hal ini tidak terlepas dari lingkungan dinamis yang terjadi di dunia, di kawasan Asia dan di Indonesia.

Baca Juga :  Pemilu 2019, Merebut Hati Generasi Milenial

Dapat dilihat pada pengguna internet di Asia pada Juni 2017 sebanyak 1.938.075.631 sekitar 49,9%, sementara 50,1% tersebar di kawasan lain seperti di Afrika ada 338.376.491 pengguna sebanyak 10%, Amerika Tengah 146.972.123 sebanyak 3.8%, Amerika Utara 320.059.368 pengguna 8,2%, Amerika Latin 404.269.163 pengguna 10.4% dan di Oceania/Australia sebanyak 28.180.356 sebanyak 0,7%.

Data internetworldstat.com mencatat bahwa pengguna internet terbesar ada di Asia. pada tahun 2017 meningkat drastis karena penggunaan media sosial. Banyaknya aktor politik yang juga memiliki akun di Facebook, Twitter, dan sejumlah sosial media lain menandakan fenomena pencitraan itu tidak bisa dihindari dalam laju perkembangan demokrasi di Indonesia. Di Indonesia, ada dua faktor yang mempengaruhi peningkatan pengguna internet yaitu menyebarnya fasilitas wifi dan ponsel-ponsel android yang dijual dengan harga yang terjangkau.

Dengan demikian, diharapkan dengan hadirnya teknologi seharusnya bisa turut memperbaiki kualitas komunikasi politik dalam demokrasi kita.
Peran serta sosial media memberikan kontribusi yang sangat besar bagi para kontestan yang ingin bertarung di ranah politik. Penggunaan sosial media yang dapat diakses oleh seluruh kalangan yang memiliki fasilitas memberikan ruang baru bagi para kontestan untuk membuka diri menyampaikan gagasan/ide-ide positif yang dapat direspon langsung oleh penerima pesan.

Fenomena marketing politik di Indonesia baik untuk pemilu legislatif, pemilu presiden maupun pemilihan kepala daerah (pilkada) ternyata internet menjadi bagian utuh dari saluran penting dalam bauran promosi (promotion mix) kandidat. Alasannya, seluruh kontestan harus mampu melek teknologi guna membangun kesan dan persepsi publik yang positif kepada konstituen dan masyarakat umum lainnya serta penggunaan internet efektif dapat menekan biaya kampanye.

Darma Djufri
Alumni Magister Komunikasi Politik, Universitas Paramadina Jakarta
Review buku Media Komunikasi Politik oleh Gun Gun Heriyanto

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini