Kamis, 28 Maret 2024

Radikalisme dan Terorisme, Bahaya Laten yang Berpotensi Kuat Memecah Belah Bangsa

BOGOR — Bahaya laten yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia saat ini, ternyata bukanlah hidupnya kembali Partai Komunis Indonesia atau PKI. Akan tetapi, tumbuh dan berkembangnya terorisme dan radikalisme di Tanah Air.

Hal itu terungkap dalam sesi diskusi webinar yang digelar oleh Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bertajuk ‘Mencegah Radikalisme & Terorisme Untuk Melahirkan Keharmonisan Sosial’, Selasa (30/3/2021).

Dalam kesempatan itu, Ketua Umum PBNU KH.Said Aqiel Siradj menegaskan, bahwa bahaya laten yang mengancam bangsa Indonesia saat ini adalah terorisme dan radikalisme. “Mohon maaf saya berani mengatakan, bukan PKI laten kita, tapi radikalisme dan terorisme,” kata dia.

Oleh karena itu, Said Aqiel mengharapkan kepada jajaran Polri, BPNT dan juga TNI agar tidak ragu-ragu, tidak gamang dalam memberantas terorisme yang benar-benar mengancam keutuhan bangsa. “Kalau mau dalil saya kasih dalilnya biar tenang menjalankan tugas,” tegasnya.

“Jelas sekali ayatnya orang yang bikin gaduh, orang yang menyimpang dari komitmen kebangsaan kita Pancasila kita tentu harus usir, itu perintah Al-Qur’an itu jangan-ragu ragu. Walhasil, Al-Qur’an dengan tegas tidak boleh ada kekerasan mengatasnamakan agama,” imbuhnya.

Baca Juga :  Hadapi Natal dan Tahun Baru, Pemerintah Fungsikan 9 Ruas Jalan Tol Baru

Secara terpisah, Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengajak masyarakat mewaspadai ancaman gerakan-gerakan terorisme. Sel-sel terorisme hingga saat ini masih ada di tengah masyarakat.

“Ternyata masih ada sel-sel itu. Kadang-kadang dia tidak muncul, tapi satu ketika dia tiba-tiba muncul, jadi masyarakat harus terus waspada,” kata Ma’ruf usai meninjau vaksinasi di Barito Utara, Kalimantan Tengah, Selasa (30/3/2021).

Ma’ruf berharap peran serta tokoh agama dan tokoh masyarakat membantu aparat keamanan dengan memberi edukasi atau sosialisasi tentang betapa bahayanya tindakan radikalisme dan aksi terorisme.

Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan terorisme tidak ada kaitanya dengan agama apapun. Sebab, tidak ada satu pun ajaran agama yang menyuruh melakukan kekerasan hingga menyebabkan korban jiwa. (CP/*)

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini