Jumat, 29 Maret 2024

Ketua Umum Muhammadiyah Ingatkan Masjid Negara Adalah Milik Semua Umat

JAKARTA — Akhir-akhir ini banyak pihak menilai pengurus masjid-masjid di lingkungan BUMN terpapar pemahaman intoleran dan kerap kali menghadirkan penceramah yang menjelek-jelekan pemerintah maupun pejabat negara. Sehingga Kementerian BUMN mengajak ormas Islam berpengaruh untuk masuk dan memberikan pendampingan kepada pengurus masjid di lingkungan BUMN.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir pun turut mengomentari hal tersebut. Menurutnya, Masjid-masjid yang dikelola negara, termasuk oleh BUMN itu, memang semestinya menjadi milik bersama. Bukan milik satu golongan, satu kelompok, satu paham, apalagi satu mazhab.

“Karena apa? Karena Negara itu tidak boleh bermazhab, kecuali Mazhabnya Pancasila. Dengan pemahaman seperti ini, tentunya pengelolaan Masjid negara atau BUMN ini tentunya akan lebih terarah dan dapat sesuai harapan bersama,” ujar Haedar di sela-sela peresmian Masjid At-Tanwir PP Muhammadiyah Jakarta, Kamis (11/3/2021).

Dengan dirawatnya pemahaman itu juga, tambah Haedar, masjid-masjid milik negara (BUMN) beserta masjid milik ormas-ormas lain, akan mampu menjadikan Indonesia sebagai negara Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur.

Baca Juga :  Anies Baswedan Harus Berikan Penjelasan Soal Kasus Formula E

“Tapi kalau mengedepankan ananiyah hizbiyah (egoisme kelompok), semangat golongan, termasuk semangat golongan yang paling baik, itu nanti akan terjadi keretakan di tubuh bangsa kita,” tambah Haedar

Ia pun menyinggung sila pertama Pancasila harus menjadi acuan bagi pengelolaan tempat ibadah yang dimiliki oleh negara, termasuk masjid. Negara harus mampu merawat keragaman dan perbedaan.

“Saya tidak tahu kalau negara punya masjid, tentu ya simbolnya bintang Ketuhanan Yang Maha Esa. Bintang itu tentu akan menjadi milik bersama, karena Ketuhanan Yang Maha Esa itu menjadi milik bersama,” katanya.

“Gambar bintang Ketuhanan Yang Maha Esa itu menjadi kekuatan pencerah batin, pencerah hati, pencerah pikiran, pencerah sikap dan tindakan bangsa Indonesia yang religius, yang meletakkan agama, Pancasila dan nilai luhur bangsa sebagai mozaik kita dalam berbangsa dan bernegara,” pungkas Haedar. (***/Husni)

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini