Sabtu, 27 Juli 2024

Mundurnya Maruarar Sirait Sangat Mungkin Bagian dari Skenario Satu Putaran?

kabarindo24jam | Bogor – Mundurnya Maruarar Sirait dari PDI Perjuangan dinilai pengamat kebijakan publik, Yusfitriadi sangat mungkin merupakan bagian dari skenario satu putaran. Sebab, menurutnya, Ara, sapaan Maruarar, merupakan loyalis Jokowi.

“Mundurnya Ara tersebut tidak bisa dilihat hal yang biasa-biasa saja. Namun bagi saya amat sangat kental orientasi politik. Jadi sejatinya, buat saya tidak tidak kagetnya ketika melihat Ara pamit dari PDI Perjuangan, baik sebagai pengurus maupun kader,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (16/1).

Tidak biasa-biasa saja, kata Yusfitriadi, bisa dilihat dari waktunya yang terjadi di detik-detik akhir menjelang hari pemungutan suara. “Bisa jadi merupakan salah satu skenario faksi pasangan calon 02 untuk memenangkan satu putaran,” papar founder Visi Nusantara Maju yang akrab disapa Yus itu.

Pandangan Yus ini bukan tanpa alasan. Ada beberapa indikator yang mengarah kepada hal tersebut. Pertama, Ara merupakan loyalis Jokowi. Ara adalah salah satu figur yang mendorong Jokowi sejak awal menjadi calon presiden periode pertama.

Sehingga, lanjut Yus, tidak aneh ketika Ara mengikuti “bandul” politik jokowi. Dimana saat ini bandul politik Jokowi tidak di PDIP dan Ganjar. “Sejak itu pula sampai saat ini Ara tidak terlalu diberikan tempat oleh PDI Perjuangan. Jokowilah yang memberikan tempat baik di komisaris maupun pengurus pada salah satu cabang olah raga nasional, termasuk ketua sargas mafia bola,” paparnya.

Baca Juga :  Jenderal Penakluk Everest Perintahkan 200 Kopassus Bantu Korban Gempa Cianjur Sesaat Setelah Kejadian

Kedua, Ara tidak masuk ke dalam DCT. Sama halnya dengan Budiman Sudjatmiko. Ara pada pemilu 2024 ini tidak dicalonkan anggota legislatif oleh PDIP. Tidak juga masuk ke dalam tim pemenangan Ganjar-Mahfud.
Sehingga namanya di PDIP relatif tenggelam dan nyaris hilang dari percaturan politik. Ketiga, Mundur pada detik-detik terkahir. Kurang dari satu bulan menuju hari pemungutan suara pada pemilu 2024, Ara berpamitan dari PDIP.

“Tentu saja bukan tidak dikalkulasi. Kalkulasi politiknya adalah memberikan gambaran rapuhnya soliditas PDIP bahkan di tataran Pengurus Pusat. Padahal dengan kondisi tenggelamnya peran Ara selama ini di PDIP, bisa saja sejak awal mundur dan bergabung dengan pasangan calon Prabowo-Gibran. Seperti halnya dilakukan oleh Budiman Sudjatmiko,” ungkapnya.

Ketiga,kata Yus, mundurnya Ara berpotensi terjadinya eksodus kader PDIP di lapisan bawah. Seperti sudah terjadi di Majalengka Jawa Barat. Karena sedikit atau banyak, Ara pasti mempunyai pasukan kader PDIP di semua lapisan masyarakat.

“Sehingga ketika terjadi eksodus yang diakibatkan oleh mundurnya Ara, akan mebgancam turun secara drastis elektabilitas PDIP dan pasangan Ganjar-Mahfud. Ketika itu terjadi, eksodusnya kemungkinan besar ke pasangan Prabowo-Gibran, bukan ke Pasangan Anies-Cak Imin,” bebernya.

Dengan demikian sangat berpotensi Pasangan Prabowo-Gibran semakin naik elektabikitasnya, sementara PDIP dan Pasangan Ganjar-Mahfud berpotensi semakin turun. Dengan demikian, potensi Prabowo-Gibran menang satu putaran sangat berpeluang

Penulis : Ara

Caption :
Yusfitriadi

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini