Jumat, 19 April 2024

Nahdlatul Ulama Canangkan Konsolidasi Akhlak untuk Mengawal Kelanjutan Perjalanan Bangsa Indonesia

SEMARANG — Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof KH Said Aqil Siroj mengemukakan, menjelang usianya yang satu abad, Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi tentunya semakin matang dan semakin berpengaruh besar bagi kehidupan masyarakat. Karenanya, dalam merespons berbagai fenomena yang terjadi saat ini, NU harus mempelopori konsolidasi akhlak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Said Aqil memaparkan, ada tiga poin penting yang harus diperhatikan dan dilaksanakan oleh para pengurus dan segenap warga NU dalam memperingati hari lahir (Harlah) ke-98 NU tahun ini, satu di antaranya adalah konsolidasi akhlak yang sangat penting bagi organisasi dan kehiduoan berbangsa dan bernegara.

“Konsolidasi akhlak menjadi salah satu bagian dari poin konsolidasi organisasi yang harus dibangun di usianya yang menjelang satu abad ini,” kata kiai Said saat menyampaikan pengarahan secara virtual dalam acara Peringatan Hari Lahir ke-98 NU yang diselenggarakan PWNU Jateng di Semarang dilansir dari laman resmi NU, Senin (22/2/2021).

Menurutnya, konsolidasi ahklak harus dijadikan landasan kuat dalam mengkonsolidasikan kekuatan organisasi. Tanpa akhlak mulia, meski didukung sumberdaya manusia dan sumberdana yang kuat akan sia-sia saja.

“Contoh, bisa dilihat bangsa-bangsa di Timur Tengah yang mayoritas muslim dan negara-negara muslim di berbagai belahan dunia lainnya karena abai dalam hal ahklak negaranya porak poranda. Perbedaan yang muncul tidak bisa diselesaikan dengan baik,” tegasnya.

Dikatakan, potret kegaduhan dan goncangan yang terjadi di masyarakat mulai lokal hingga internasional lebih disebabkan terabaikannya implementasi nilai-nilai akhlak. Karena itu sesuai dengan karakter yang melekat, warga NU harus bisa menjadi teladan dan pelopor berakhlak mulia dalam bermasyarakat.

Baca Juga :  Pemerintah Transisi Menuju Pemilu 2021, Libya Segera Keluar dari Kekacauan Politik

“Beruntung NU oleh para muassisnya didesain untuk selalu membina akhlak warganya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sehingga dalam kurun waktu hampir seabad mampu mengawal perjalanan bangsa Indonesia dan ini akan terus dilanjutkan,” terangnya.

Selain konsolidasi akhlak, lanjut Said Aqil, poin kedua adalah melalui hari lahir ini diharapkan kaum nahdliyin dapat meneladani semangat khidmah para pendahulu dalam menghadirkan NU di masyarakat sehingga dapat dirasakan manfaatnya mulai dari lokal hingga internasional.

“Sedang poin ketiga, adalah meningkatkan pemahaman tujuan didirikannya NU oleh para muassis yang bukan orang sembarangan. Sehingga dari pemahaman ini muncul pesan agar kita semua berhati-hati dalam ngurus organisasi ini,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua PWNU Jateng Muhammad Muzamil mengatakan melalui majlis haul dan harlah ini PWNU Jateng menyampaikan informasi kepada cabang-cabang dan nahdliyin bahwa konsolidasi menjadi arus utama program NU di Jateng mulai dari wilayah hingga ranting, bahkan hingga anak ranting NU, dan nahdliyin.

“Tentu semuanya sudah mengetahui dan merasakan nuansa konsolidasi sangat dominan dalam menggerakkan NU di Jateng sejak selesainya konferensi wilayah NU Jateng beberapa tahun lalu di Grobogan,” tutup Kiai Muzamil. (***/Nurali)

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini