Sabtu, 27 Juli 2024

NTT Berduka, Bencana di Akhir Pekan Tewaskan 68 Jiwa dan Ribuan Warga Mengungsi

FLORES — Bencana Banjir bandang yang terjadi di sejumlah wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu (4/4/2021) dinihari dan siang hari, menelan korban jiwa puluhan orang, ratusan orang terluka dan ribuan warga mengungsi ke tempat yang aman. Penanganan pasca bencana saat ini masih terus dilakukan oleh BNPB, pemerintah daerah bersama aparat TNI-Polri dan kelompok relawan.

Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Selasa pagi (6/4/2021), jumlah korban meninggal dunia tersebar di empat Kabupaten. “Korban jiwa saat ini terdata 68 orang dan angka ini masih berubah karena masih berlangsung pendataan di lapangan,” ungkap Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati.

Sebaran korban jiwa dari bencana banjir bandang yaitu; Kabupaten Flores Timur 44 orang, Kabupaten Lembata 11 orang, Kabupaten Ende 2 orang, dan Kabupaten Alor 11 orang. Selain itu, total 15 orang mengalami luka-luka, 70 orang hilang dan 938 kepala keluarga atau 2.655 jiwa terdampak.

Raditya juga menyampaikan, kerugian materil dari bencana banjir bandang yaitu, 25 unit rumah rusak berat, 114 unit rumah rusak sedang, 17 unit rumah hanyut, 60 unit rumah terendam, 743 unit rumah terdampak, 40 titik akses jalan tertutup pohon tumbang, 5 jembatan putus, 1 unit fasum terdampak dan 1 unit kapal tenggelam.

BNPB mencatat lima daerah di NTT yang diterjang bencana hidrometeorologi akhir pekan kemarin, wilayah pertama yang terkena imbas adalah Kabupaten Flores Timur. Banjir bandang pada Minggu dinihari menyapu delapan desa yang tersebar di empat kecamatan.

Selain, di Kabupaten Flores Timur, banjir juga menyusul di Kabupaten Sumba Timur, Minggu (4/4) pukul 10.00 WITA. Banjir terjadi di empat kecamatan, yaitu Kecamatan Kambera, Pandawai, Karera dan Wulawujelu. Akibatnya, sebanyak 54 KK atau 165 jiwa harus mengungsi mengungsi.

Baca Juga :  Wisatawan Bebas ke Bali, Panglima TNI dan Kapolri Atensi Khusus Tempat Karantina

Masih di hari yang sama, Kota Kupang didatangi bencana angin kencang, longsor, banjir rob dan gelombang pasang, Minggu (4/4) pukul 19.00 WIB. Akibatnya, sebanyak 743 KK atau 2.190 warga terdampak. Sellain itu, 10 rumah warga mengalami rusak sedang dan 15 titik akses jalan tertutup pohon tumbang. Listrik padam dan internet mati.

Selang berapa jam, Kabupaten Lembata juga dihadang banjir bandang. Banjir mulai naik pukul 19.00 WITA. Beberapa lokasi terdampak yaitu Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur yang termasuk di dalamnya Desa Waowala, Tanjung Batu, Amakala, Jontona, Lamawolo dan Waimatan. Akibat banjir bandang tersebut, akses jalan menuju desa-desa terdampak bencana, aliran listrik dan jaringan internet di sejumlah tempat hingga saat ini putus dan mati total.

Selain banjir, Angin kencang juga terjadi di beberapa wilayah NTT, yaitu di Kabupaten Malaka Tengah dan Kabupaten Ngada. BNPB mencatat, imbas dari angin kencang tersebut, 6 KK terdampak dan 1 luka berat. Selain itu, kerugian berupa materiil yaitu rumah rusak sedang 2 unit dan rusak berat 4 unit, gedung pengadilan rusak sedang 1 unit, kapal tenggelam 1 unit dan 6 titik ruas jalan tertutup pohon tumbang.

BNPB menyebutkan jumlah korban yang diakibatkan bencana-bencana itu masih terus berubah sebab masih dilakukan evaluasi di lokasi kejadian. BNPB juga memastikan bahwa pihaknya bersama aparat TNI / Polri, pemerintah daerah dan para relawan terus melakukan penanganan khusus pasca bencana.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bencana banjir, air rob dan longsor di wilayah NTT itu akibat cuaca ekstrem yang dipicu oleh dua bibit siklon tropis. BMKG pun sudah mendeteksi keberadaan bibit siklon tropis 99 S yang mulai terbentuk di sekitar Laut Sawu, NTT sejak 2 April lalu.  (***/Nobe/CP)

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini