Sabtu, 20 April 2024

Tokoh-Tokoh Besar Berhimpun di Majelis Mudzakaroh Istiqlal

JAKARTA – Majelis Mudzakaroh Masjid Istiqlal (M3I) resmi diluncurkan secara nasional beberapa waktu lalu di penghujung tahun 2020. Majelis ini menghimpun para tokoh ulama, akademisi dan pakar dari berbagai latar belakang keilmuan, khususnya di bidang kajian keislaman di Indonesia.

Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, KH Nasaruddin Umar mengatakan, majelis ini bertujuan untuk mengkaji masalah-masalah keagamaan yang dihadapi masyarakat dan bangsa Indonesia. Kemudian, merumuskan rekomendasi kepada pemerintah bagaimana memberikan solusi terhadap berbagai persoalan bangsa khususnya di bidang sosial keagamaan.

“Istiqlal tidak hanya masjidnya yang bagus tapi akan melahirkan umat-umat yang bagus pula melalui program majelis ini. Kedepan Istiqlal akan mengikuti masjid Rasulullah secara bertahap,” kata mantan Wakil Menteri Agama ini.

Majelis Mudzakarah Masjid Istiqlal akan memberikan sentuhan-sentuhan psikologis dan spritual kepada umat. Karena akan mendapat bimbingan dan arahan dari para ulama dan tokoh terkemuka yang tentunya berpaham Islam moderat.

Sementara itu, KH M Quraish Shihab mengungkapkan bahwa ulama tidak boleh menjadi problem tapi harus menjadi pemecah problematika umat. Majelis ini akan bekerja sama dengan para cendekiawan yang hasilnya itu akan memberikan solusi kepada umat terlebih lagi pemerintah.

Baca Juga :  Sekda Syarifah Resmikan Lomba LT III Pramuka Kota Bogor

“Salah satu dari tujuan pembentukan lembaga ini adalah memberi saran kepada pemerintah karena memang ini masjid negara yang dibiayai negara. Maka sangat wajar kalau hasil-hasil yang diperolehnya melalui Mudzakaroh ini bisa disampaikan kepada pemerintah, untuk membantu pemerintah melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan tuntunan-tuntunan agama,” ujarnya.

Sedangkan KH Said Agil Husin Al Munawar merasa yakin majelis ini akan mengkaji bukan masalah-masalah yang sudah ada saja, tapi masalah yang akan dan terus berkembang.

“Saya sangat gembira dan mendukung majelis ini yang nantinya akan mencetak dan membentuk para ulama-ulama yang sebenarnya. Ulama yang bukan hanya sekadar ngomong saja tetapi mengerti apa yang diomongkan, ulama yang bukan hanya sekadar orang yang merasa cukup ilmunya tapi orang yang mau terus belajar,” ujar Said Aqil. (CP)

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini