Kamis, 28 Maret 2024

Panglima Kostrad Minta Gatot Nurmantyo Pertanggungjawabkan dan Buktikan Tudingannya

JAKARTA — Panglima Kostrad, Letjen TNI Dudung Abdurachman benar-benar tidak dapat menerima tudingan keji mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo yang menyebut TNI disusupi PKI. Dia pun menegaskan, bahwa tudingan itu harus bisa dipertanggungjawabkan secara hukum.

Hal tersebut disampaikan Pangkostrad Dudung Abdurachman dalam program Talk Highlight Radio Elshinta Jakarta bertajuk ‘Menjaga NKRI’ bersama Pangkostrad pada Kamis (30/09/2021). Suara Dudung terdengar bergetar ketika mengemukakan hal tersebut.

“Ini harus dipertanggungjawabkan menurut saya. Tidak hanya sekedar berbicara begitu saja, tetapi harus dipertanggungjawabkan buktinya di mana. Masyarakat kita sudah cerdas. Sudah banyak yang tahu mana yang benar dan mana yang salah,” kata Dudung.

Ia juga mengatakan TNI saat ini solid dalam menghadapi ancaman ideologi kanan maupun kiri. Mantan Gubernur Akademi Militer ini, berpandangan tidak hanya dua ideologi tersebut saja yang perlu diwaspadai namun juga ancaman dari aspek lainnya.

“Tapi tidak hanya kanan kiri saja, banyak hal-hal lain juga yang harus kita waspadai, jadi kita tidak hanya cenderung pada kanan dan kiri, padahal ada aspek-aspek lain juga yang mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa. Sehingga kemudian kita jangan terfokus kepada kanan dan kiri. Aspek lain justru nanti kita lengah,” kata dia.

Sebelumnya, eks Panglima Kodam Jaya tersebut, menilai pernyataan yang menyebut bahwa komunisme sudah masuk ke tubuh TNI terasa sangat menyakitkan baginya. Ia juga mengatakan pernyataan tersebut merupakan tuduhan yang keji.

Dalam keterangan tertulisnya yang dirilis pada Senin (27/09) lalu, Dudung menjawab pernyataan Gatot Nurmantyo terkait pembongkaran patung tokoh militer di Museum Darma Bhakti Kostrad dan tudingan penyusupan PKI di tubuh TNI.

Baca Juga :  Menteri PAN-RB Beri Jaminan Lindungi ASN Pelapor Korupsi di Tempat Kerjanya

Ia membenarkan patung tiga tokoh di Museum Darma Bhakti Kostrad yakni Jenderal TNI AH Nasution (Menko KSAB), Mayjen TNI Soeharto (Panglima Kostrad), dan Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo (Komandan RPKAD) sebelumnya ada di dalam museum tersebut.

Kata Dudung, patung tersebut dibuat pada masa Panglima Kostrad Letjen TNI Azmyn Yusri (AY) Nasution pada 2011 sampai 2012. Ia mengungkap, kini patung tersebut diambil oleh penggagasnya yakni Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang meminta izin kepadanya selaku Panglima Kostrad saat ini.

Ia menghargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. “Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan,” kata Dudung.

Ia juga membantah tudingan yang mengaitkan penarikan tiga patung tersebut untuk melupakan peristiwa sejarah pemberontakan G30S/PKI pada 1965. Dudung menegaskan bahwa tudingan tersebut tidak benar.

Ditegaskan, ia dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution mempunyai komitmen yang sama yakni tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Piere Tendean dalam peristiwa itu.

“Jadi, tidak benar tudingan bahwa karena patung diorama itu sudah tidak ada, diindikasikan bahwa AD telah disusupi oleh PKI. Itu tudingan yang keji terhadap kami,” kata dia.

Seharusnya, kata dia, Gatot selaku senior di TNI terlebih dulu melakukan klarifikasi dan menanyakan langsung kepada dirinya selaku Panglima Kostrad agar tidak menimbulkan prasangka buruk yang membuat fitnah, dan menimbulkan kegaduhan negeri.

Ia melanjutkan foto-foto peristiwa serta barang-barang milik Panglima Kostrad Mayjen TNI Soeharto saat peristiwa 1965 tersebut masih tersimpan dengan baik di museum tersebut. (***/Cok)

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini