Jumat, 19 April 2024

Sebagai Eks Panglima TNI, Moeldoko Akan Terus Jaga Demokrasi dan Pancasila

JAKARTA — Pertikaian Kubu Jendral TNI Purnawirawan Moeldoko dengan seniornya, Jendral Purn Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), terkait kepemimpinan Partai Demokrat mengundang beragam tanggapan, pertanyaan dan bahkan tuduhan berkhianat di kalangan militer aktif dan pensiunan.

Menanggapi hal itu, Moeldoko akhirnya angkat suara melalui video yang unggah di akun Instagram pribadinya @dr_moeldoko pada Selasa (30/3/2021). Ia menegaskan sebagai mantan Panglima TNI, dirinya tak berubah dan tidak akan pernah berubah

“Ini Moeldoko tidak pernah berubah dan tidak akan pernah berubah. Kita perlu kritis melihat tuduhan itu,  tergantung bagaimana konteksnya dan siapa yang berbicara,” kata mantan Kepala Staf TNI AD itu.

Moeldoko yakin Prajurit TNI tidak akan mudah diprovokasi, karena selama memimpin, dirinya selalu menanamkan kebajikan, kesejahteraan dan profesionalisme, “Dan saya tidak pernah membuat prajurit merintih, dan seluruh prajurit tahu tentang itu,” ujarnya.

Moeldoko juga menegaskan bahwa terpilihnya menjadi Ketua Umum Partai Demokrat hasil KLB adalah hak politiknya selaku warga negara. “Pilihan saya ini adalah hak politik saya sebagai seorang sipil,, bukan karena ambisi atau mengejar jabatan,” katanya.

Ketika bertugas di militer, tambah Moeldoko, tugasnya mengawal stabilitas dan juga demokrasi. Ketika bertugas sebagai Panglima TNI, tugas besar yang dilakukannya adalah bagaimana menjaga stabilitas dan mengawal jalannya demokrasi yang dinamis.

Baca Juga :  Siber Bareskrim Polri Buru Pemilik Akun Twitter yang Dinilai Menghina Ibu Negara

“TNI bermain di ruang sempit, tetapi dengan seni kepemimpinan, situasi itu saya hadapi. Dan pada pemilu 2014 yang begitu berat, semuanya telah berjalan dengan baik dan juga kondusif,” sambungnya.

Dikatakannya lagi, selaku warga sipil ia tetap konsisten dan selalu menjaga demokrasi. “Saya tetap konsisten dengan tugas menjaga demokrasi yang telah melekat di hati saya. Mengalir dalam darah saya,” imbuhnya.

Jebolan Akademi Militer 1981 ini pun menyesalkan jika kini ada orang-orang yang berpolitik dengan cara-cara mencari perhatian dan membonceng kanan-kiri, mengorbankan jiwa nasionalismenya, jiwa Pancasilanya. “Padahal tidak ada yang menggubrisnya,” tegas Moeldoko.

Ditambahkannya, bahwa sifat dirinya jauh seperti apa yang di isukan terkait dengan terpilihnya Ketum Demokrat hasil KLB, ia tidak seperti itu. Dirinya pun tidak pernah mengemis untuk mendapat pangkat dan jabatan. Apalagi, menggadaikan yang selama ini diperjuangkannya.

“Saya konsisten, saya rela mempertaruhkan leher saya untuk terus menegakkan Pancasila dan berkibarnya Merah Putih. Tetapi, jika ada yang berusaha merusak ke Indonesiaan kita. Saya akan berdiri memimpin untuk meruntuhkannya,” pungkas Kepala Staf Presiden itu. (CP/***)

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini