Jumat, 19 April 2024

Pemimpin Australia Tak Suka Rencana Kehadiran Putin Dalam KTT G20 2022 di Bali

CANBERRA — Perdana Menteri (PM) Australia, Scott Morrison mengaku tak menyukai rencana datangnya Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk menghadiri KTT G20 di BalI pada November 2022. PM Morrison mengatakan kekhawatirannya telah meningkat tentang rencana Presiden Vladimir Putin itu.

Dalam laporan yang dirilis kantor berita internasional Reuters, Morrison menyebut maksud perkataannya tersebut adalah tindakan kekerasan dan agresif yang mana Rusia telah menindas rakyat sipil Ukraina dan hal tersebut dinilainya telah menghancurkan aturan hukum internasional.

Selain itu, pemimpin Australia tersebut mengaku tidak ingin duduk berdekatan dengan Putin. “Gagasan untuk duduk berdekatan dengan Vladimir Putin yang mana Amerika Serikat sudah menyatakan kejahatan perang di Ukraina, bagi saya adalah langkah yang terlalu jauh,” kata Morrison pada Kamis (24/3/2022).

Sebelum itu, Putin memang menyatakan akan menghadiri Konferensi tingkat tinggi (KTT) G20 yang diselenggarakan Indonesia akhir tahun 2022. Hal tersebut telah dikonfirmasi oleh Duta Besar Rusia di Indonesia, Lyudmila Vorobyova pada Rabu (23/3).

Namun, menurut Vorobyova, banyak seruan oleh beberapa anggota agar negara Rusia keluar dari keanggotaan G20. “Tidak hanya G20, banyak organisasi mencoba untuk mengusir Rusia. Reaksi Barat benar-benar tidak proporsional,” kata Vorobyova

Konflik Rusia dan Ukraina hingga saat ini masih terus berlangsung dengan dampak sejumlah sanksi internasional terhadap Rusia dari negara-negara Barat yang bertujuan untuk mengisolasinya dari ekonomi global. Bahkan AS dan sekutunya sedang mempertimbangkan mengenai keanggotaan Rusia dalam kelompok ekonomi G20 setelah invasinya ke Ukraina.

Baca Juga :  Rezim Militer Myanmar Makin Brutal, Inggris Berikan Sanksi Baru

Salah seorang sumber dari G7 yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa keanggotaan Rusia di G20 tidak berguna. “Ada diskusi tentang apakah pantas bagi Rusia untuk menjadi bagian dari G20. Jika Rusia tetap menjadi anggota, itu akan menjadi organisasi yang kurang berguna,” kata sumber G7.

Sebuah sumber Uni Eropa secara terpisah mengkonfirmasi diskusi tentang status Rusia pada pertemuan G20 mendatang, yang mana kursi bergilirnya tahun 2022 ini dipegang oleh Indonesia.

“Sudah sangat jelas bagi Indonesia bahwa kehadiran Rusia pada pertemuan tingkat menteri yang akan datang akan sangat bermasalah bagi negara-negara Eropa,” kata sumber G7 tersebut.

Namun, menurutnya, Indonesia yang saat ini memimpin G20 tidak mungkin setuju atas keinginan negara-negara Barat. Selain Indonesia, ia juga memperkirakan bahwa anggota seperti India, Brazil, Afrika Selatan, dan China tidak akan setuju untuk mengeluarkan Rusia dari grup.

Hal tersebut, menurutnya, telah menarik kemarahan beberapa negara Barat atas kegagalannya untuk mengutuk invasi Rusia. Kemudian, ada kemungkinan setiap tawaran untuk mengecualikan Rusia secara langsung bisa meningkatkan memicu beberapa negara melewatkan pertemuan G20 tahun ini. (CP/RTR)

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini