Selasa, 23 April 2024

Percepatan Muktamar NU Terus Disuarakan, PBNU Harus Patuhi Rais Am

SURABAYA — Pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur secara resmi mendukung percepatan penyelenggaraan Muktamar NU ke-34 di Lampung pada 17 Desember 2021 yang sesuai dengan perintah dari Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar.

Hal itu karena surat keputusan Rais Am merupakan instruksi yang harus dijalankan oleh PBNU dan jajaran. Sikap resmi kalangan Nahdlatul Ulama Jawa Timur itu telah dituangkan dalam surat keputusan yang ditandatangi oleh jajaran PWNU.

Pengurus itu antara lain, Rois Syuriah PWNU Jatim KH Anwar Mansyur, Katib Syuriah KH Syafrudin Syarif, Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar, dan Sekretaris Prof Akh Muzakki.

Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Ahmad Fahrur Rozi, mengungkapkan bahwa keputusan PWNU itu didasarkan pada sejumlah pertimbangan. “Kita memandang bahwa pemimpin tertinggi itu adalah Rais Aam,” kata Fahrur dalam.keterangannya, Minggu (28/11/2021).

Dalam salinan surat yang didapatkan, ada dua poin pernyataan. Di antaranya, mendukung penuh surat perintah Rais Aam PBNU yang diakui keabsahannya karena sesuai dengan kewenangan dan tugas jabatan Rais Am sebagaimana diatur dalam pasal 14 Anggaran Dasar dan pasal 58 ayat (1) dan (2) Anggaran Rumah Tangga NU.

Pada poin kedua, PWNU juga mendorong pengurus pada jajaran tanfidziyah PBNU, termasuk panitia pengarah dan pelaksana Muktamar NU ke-34, untuk segera meningkatkan komunikasi organisasi ke jajaran syuriyah PBNU. Hal itu penting, guna menjaga kebersamaan dan keutuhan organisasi dalam menjalankan tugas organisasi.

Menurut Gus Fahrur, penundaan Muktamar dirasa tidak relevan jika harus kembali dilakukan. Sebab, sudah setahun lamanya Muktamar ditunda. Sehingga, pihaknya juga menyambut positif kepastian pelaksanaan sebagaimana dalam surat perintah Rais Aam PBNU.

Baca Juga :  Empat Tahun Berdiri, Serikat Media Siber Indonesia Rangkul Ribuan Perusahaan Pers

Gus Fahrur tak memungkiri dinamika memang sempat terjadi. Namun, surat perintah dari Rais Am dinilai sudah merupakan komando tertinggi. Ia lantas mengibaratkan seperti pondok pesantren. Di mana ada pengasuh dan kepala pondok. Sebagai pemimpin tertinggi, perintah dari Rais Aam harus dilaksanakan.

Sementara itu, merespons perintah Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Umarsyah menyatakan dengan sepenuh hati akan menjalankan perintah yang disampaikan Rais Aam.

Sebagai Wakil Ketua Panitia Nasional Muktamar, ia juga menyatakan kesanggupannya untuk menyiapkan berbagai langkah teknis. Dengan demikian, Muktamar bisa dilaksanakan sesuai perintah yang disampaikan tertulis oleh pemimpin tertinggi PBNU itu.

“PBNU dengan sepenuh hati menerima perintah yang dikeluarkan Rais Aam tanpa ada reserve (syarat),” kata Umarsyah seraya menambahkan dirinya sudah mengkonfirmasi panitia lokal, yaitu Ketua PWNU Lampung Prof. Moh. Mukri.

Pihak panitia lokal, dijelaskan Umarsyah, juga menyatakan kesediaannya dalam melaksanakan forum permusyawaratan tertinggi organisasi Nadhlatul Ulama itu. Lebih lanjut Umar juga meminta seluruh PBNU tidak memperdebatkan perintah Rais Aam.

Menurut Umar, para petingggi PBNU harus bersama-sama bekerja sama untuk mewujudkan perintah Muktamar pada 17 Desember mendatang. “PBNU harus adem tentrem, suasana kekeluargaan bekerja mempersiapkan segala sesuatunya untuk mewujudkan perintah Rais Aam,” pungkas Umarsyah. (***/CP)

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini