Senin, 21 Juli 2025
Beranda blog Halaman 265

Reserse Narkoba Geledah Kolonel, Kapolresta Malang Tindak Tegas Anak Buahnya

0

MALANG —  Menyusul aksi penggeledahan oleh anak buahnya terhadap seorang Kolonel Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) di sebuah kamar hotel pada Kamis (25/3/2021) kemarin, Kepala Kepolisian Kota (Kapolresta) Malang, Kombes Leonardus Harapan Tua Simarmata, menyampaikan permohonan maafnya kepada institusi TNI AD atas peristiwa tersebut.

Selain kepada TNI AD, Leonardus juga meminta maaf kepada Korps Perhubungan TNI dan Kolonel CHB I Wayan Sudarsana yang jadi korban salah sasaran. Tak cuma itu, Kombes Leonardus pun mengakui kesalahan terkait tindakan tak sesuai prosedur yang dilakukan empat anggota Satuan Narkoba Polres Kota Malang itu.

Bahkan, Leonardus berjanji akan membawa anggotanya yang salah prosedur itu ke dalam sidang etik Polri. “Sekali lagi kami sampaikan komandan, ini merupakan bentuk tanggungjawab kami komandan, kesalahan adalah kesalahan kami,” ungkap Kapolresta Malang dalam pertemuan dengan Kolonel Anom Kartika, Kepala Perhubungan Komando Daerah Militer (Kodam) X/Brawijaya, Jumat (26/3/2021).

“Kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Khususnya kepada institusi TNI AD, khususnya juga untuk korps perhubungan AD atas kesalahan prosedur penangkapan yang dilakukan anggota kami. Kami menyampaikan ini tidak berhenti, ada proses yang harus mereka jalani, sidang kode etik terbuka,” tambahnya.

Kombes Leonardus datang ke Markas Hub Kodam Brawijaya bersama Kasat Resnarkoba, Kompol Anria Rosa Piliang dan empat anak buahnya yang bertanggung-jawab langsung atas peristiwa penggeledahan kamar hotel Kolonel I Wayan Sudarsana,untuk mengklarifikasi kasus yang viral tersebut.

Sebagai informasi, Kejadian bermula saat Kolonel CHB I Wayan Sudarsana yang sedang menginap di dalam hotel, mendengar ada yang mengetuk pintu kamarnya. Setelah pintu dibuka, empat orang yang mengaku sebagai polisi masuk ke dalam kamar.

Ia telah menyampaikan, kalau ia adalah Kolonel TNI AD yang sedang bertugas. Namun empat orang pria yang merupakan anggota Satresnarkoba Polresta Malang Kota, tetap berkeras melakukan penggeledahan terkait informasi penggunaan narkoba.

Wayan lalu meminta anggota Satresnarkoba Polresta Malang Kota tersebut, untuk menunjukkan surat perintah. Kemudian mereka menunjukkan surat perintah yang ditandatangani oleh Kasat Narkoba Polresta Malang.

Usai menunjukkan surat perintah, anggota Satresnarkoba itu menggeledah seluruh isi kamar, termasuk isi tas Kolonel. Namun ternyata anggota Satresnarkoba Polresta Malang, tidak menemukan barang bukti narkoba.

Saat dilakukan penggeledahan, Wayan menyampaikan protes kalau memang dirinya bersalah, kenapa Satresnarkoba Polresta Malang tidak melibatkan anggota Polisi Militer (PM) sesuai Undang-Undang TNI. Namun perkataan itu tidak dihiraukan sama sekali.

Setelah melaksanakan penggeledahan dan tidak menemukan barang bukti, keempat anggota Satresnarkoba tersebut meninggalkan hotel. Merasa menjadi korban salah sasaran, Wayan menghubungi Kahubdam V/Brawijaya, Kolonel Chb Muhammad Anom Kartika.

Tak berselang lama, Kolonel Chb Anom Kartika memerintahkan anakbuahnya menjemput Kolonel Wayan dari hotel menuju Hubdam V/Brawijaya. Diketahui, Wayan menjabat Kasubditbinbekhar Sdircab Pushubad TNI AD yang datang ke Kota Malang, dalam rangka melaksanakan tugas sebagai Tim Rikmat Bekfas TW I Tahun 2021. (***/Iwan)

Dianggap Playing Victim, SBY dan AHY Dituding Penyebab Kegaduhan Politik

0

BOGOR — DPP Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang yang dipimpin Jendral Purn Moeldoko menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat di tanah air dan juga kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi ) menyusul terjadinya kegaduhan setelah penyelenggaraan KLB di Deli Serdang-Sumatera Utara.

“Kami atas nama DPP Partai Demokrat menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat Indonesia dan kepada pemerintahan Bapak Jokowi atas kegaduhan dan keresahan yang tidak perlu terjadi,” kata juru bicara Demokrat versi KLB, M Rahmad, di areal bekas proyek wisma atlet Hambalang, Sentul, Kabupaten Bogor, Kamis (25/3/2021).

Rahmad mengatakan, agar kegaduhan dan keresahan ini tidak terjadi lagi, maka pihaknya harus menyampaikan apa yang sesungguhnya terjadi di Partai Demokrat. Sehingga dengan demikian, masyarakat dapat melihat dan menilai langkah-langkah konkret yang harus dilakukan bersama-sama untuk memperbaiki Demokrat.

Selain itu, Rahmad juga menyebut SBY dan AHY tengah memainkan playing victim seolah-olah menjadi pihak yang terzalimi dan mencitrakan diri kepada masyarakat bahwa Demokrat dan demokrasi harus diselamatkan.

“SBY dan AHY juga telah melakukan tindakan brutalitas terhadap kader-kader Partai Demokrat di kabupaten/kota dan provinsi di seluruh Indonesia, dengan memaksa kader menandatangani surat pernyataan yang disertai dengan ancaman pemecatan,” tuturnya.

Menurut Rahmad, pernyataan dan cara yang dilakukan kubu AHY yang telah menimbulkan kegaduhan dan keresahan masyarakat dan Jokowi, khususnya di tengah penanganan pandemi Covid-19.

“Pernyataan dan cara-cara SBY dan AHY sungguh telah menimbulkan kegaduhan dan keresahan di tengah masyarakat kita di saat bangsa Indonesia dan pemerintahan Bapak Jokowi sedang bersungguh-sungguh mengatasi pandemi COVID-19 dan berusaha membangun sendi-sendi kehidupan nasional,” pungkasnya. (CP/***)

Pabrik Pengolahan Limbah Meresahkan, Warga Desak Bupati Bogor Bertindak

0

BOGOR — Ketua Karang Taruna (Katar) Kecamatan Klapanunggal – Kabupaten Bogor, Dian Ajis Syah Putra, mengungkapkan keprihatinannya atas dugaan pencemaran udara di wilayah Kecamatan Klapanunggal, Gunung Putri, Citeureup dan Cileungsi, yang berasal dari pabrik pengolahan limbah milik PT.Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) beberapa waktu lalu.

Atas nama pengurus Katar, Dian juga menyesalkan keteledoran pihak perusahaan pengelola pabrik limbah berbayar tersebut lantaran dinilai sudah merugikan warga, baik dari aspek kesehatan maupun dari segi materil.

Oleh karena itu, dia pun meminta Kementerian Lingkungan Hidup (Kemen LH) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor, menginformasikan hasil audit dan investigasi secara transparan kepada masyarakat luas, khususnya warga di empat kecamatan yang terdampak pencemaran udara.

“Kita ingin semua perusahaan harus taat aturan, agar kedepannya tidak ada lagi perusahaan yng melakukan kesalahan yang sama dan dibiarkan, terlebih lagi jika sudah menyangkut kesehatan dan keamanan warga,” tegas Dian dalam keterangan persnya, Kamis (25/3/2021).

Dian menambahkan, jika nanti terbukti ada pelanggaran baik secara SOP dan menyalahi aturan, maka Bupati Bogor Ade Yasin harus bertindak tegas dengan mencabut melarang PT. PPLI beroperasi kembali. “Bupati harus melindungi warganya, jangan berpangku tangan,” ujarnya.

Bila tuntutan ini tidak diindahkan oleh perusahan itu, Dian bertekad bakal terjun ke lapangan dan memperjuangkan aspirasi warga. “Kami bakal aksi ke pabrik PPLI bersama masyarakat jika apa yang menjadi persoalan tidak diindahkan,” tegasnya.

Sebelumnya, Manager Publik Relations PT PPLI, Arum Tri Pusposari menjelaskan, bahwa terkait keluhan warga yang mencium bau busuk menyengat beberapa waktu lalu, phaknya mengklaim sudah menghentikan kegiatan proses limbah.

Sesuai arahan dari DLH Kabupaten Bogor dan Kemen LH, tambah Arum, manajemen PPLI tengah melakukan investigasi dan pengecekan ke alat pengolahan limbah di pabrik.

“Sekarang sudah kita stop proses pengolahan limbah yang menyebabkan bau tersebut, sampai ada arahan dan SOP dari DLH dan KLH. Akan tetapi untuk proses limbah yang lain masih berjalan sampai saat ini,” jelasnya kepada wartawan yang menemuinya, Selasa (23/3).

Seperti diberitakan sebelumnya, ribuan warga di empat Kecamatan mencium bau busuk selama seharian pada Jumat (19/3) lalu. Selain bau menyengat, tak sedikit warga yang mengeluh pusing kepala. Setelah mencari tahu teryata bau tersebut berasal dari pabrik pengolahan limbah PPLI.

Sementara Camat Klapanunggal Ahmad Kosasih, kepada wartawan tak lama setelah kejadian, mengatakan bahwa dirinya bersama perwakilan warga dan Kepala Desa, sudah mendatangi pihak PT. PPLI untuk meminta penjelasan apa yang terjadi.

Menurut Kosasih, sumber bau berasal dari kebocoran pipa pengolahan limbah perusahaan tersebut. “Detailnya apa, kami juga belum tahu, sebab baru info dari petugas keamanannya bahwa bau itu berasal dari pipa bocor ,” kata Kosasih.(Husni)

Partai Demokrat Runtuh Akibat Proyek Hambalang, KPK Didesak Usut Tuntas !!

0

JAKARTA – Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Max Sopacua, mengemukakan bahwa Hambalang Sport Center, Sentul, Kabupaten Bogor-Jawa Barat, merupakan awal sejarah runtuhnya elektabilitas Partai Demokrat di bawah kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Proyek Wisma Atlet Hambalang, menurut Max Sopacua, adalah sumbu penderitaan para kader yang terjebak kesalahan lantaran kasus korupsi Mega proyek Hambalang yang menghabisi karir politik Anas Urbaningrum, Ketua Umum waktu itu yang ditinggalkan oleh SBY.

“Tempat inilah salah satu bagian yang meruntuhkan elektabilitas PD. Tetapi ada juga yang menikmati hasil dari sini, tidak tersentuh hukum sampai hari ini. Mudah-mudahan segera,” ujar Max dalam jumpa pers di kawasan wisma atlet Hambalang, Kamis (25/3/2021).

Atas hal itu, Max menyerukan kepada lembaga hukum dalam hal ini KPK untuk menindaklanjuti apa yang belum dilanjutkan dalam kasus yang membuat Anas urbaningrum terjungkal dari kursi Ketua Umum Demokrat dan mantan Menteri Pemuda Olahraga yang juga eka Sekjend Partai Demokrat Andi Malarangeng .

“Kemudian ada saksi-saksi terhadap siapa saja orang yang menikmati aliran dana korupsi proyek Hambalang ini, jangan dibiarkan orang lain menderita dan jangan biarkan orang lain senang-senang malah bagai raja nanti di Partai Demokrat,” kata tokoh senior Demokrat itu .

Dalam kesempatan itu, Max juga tegas membantah pernyataan kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) soal perusak Partai Demokrat. Menurutnya, bukan dia dan inisiator KLB yang merusak partai akan tetapi pelaku-pelaku yang tidak bertanggungjawab pasca proyek Hambalang mangkrak.

“Kami para senior yang disebut AHY dan teman-temannya, saudara Yan Harahap dan Jansen Sitindaon, sebagai perusak PD. Ini manusia yang tidak punya hati dan tidak tahu sejarah. Kalau dia tau sejarah Demokrat dia tidak pernah akan bilang kami perusak Demokrat,” tutur Max.

“Kenapa dia tidak bilang Hambalang perusak Demokrat! Kenapa dia tidak menyebut orang yang tak tersentuh hukum dan bernaung di dalam kelompok mereka. Malah kami yang dibilang perusak Demokrat. Kami para senior, dia tidak punya otak, dia intelektual tapi otaknya di dengkul,” tambahnya.

Max mengatakan, pihaknya nekat membuat jumpa pers di Hambalang lantaran tempat itu merupakan bagian integral dari sejarah bagaimana Partai Demokrat elektabiltas mulai menurun. Dari 20,4 persen menjadi 10,2 peran dan saat ini tinggal 7,3 persen.

“Saya pelaku sejarah, kalau saya dibilang perusak Demokrat mari kita berdebat bahwa kami pelaku untuk merusak Demokrat. Terutama orang-orang AHY yaitu Yan dan Jansen, kita berjumpa di media mana saja. Kita tunggu untuk menyampaikan siapa yang merusak Demokrat sebenarnya!,” tegasnya.

Terkait dengan keabsahan pengurus DPP versi KLB, Max meminta Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H. Laoly untuk menandatangani berkas hasil KLB Deli Serdang. “Menkumham tandatanganilah SK KLB di Deli Serdang itu sebagai satu satunya pemilik Demokrat di Indonesia,” pungkas Max. (***/Husni)

Aktivis Bulak Sumur Terpilih Jadi Ketua Umum PB HMI Periode 2021-2023

0

SURABAYA — Sempat diwarnai kericuhan dan melalui proses pemilihan yang panjang, Raihan Ariatama akhirnya terpilih menjadi Ketua Umum PB HMI periode 2021-2023, dalam Kongres ke-XXXI di Islamic Centre Surabaya, Jawa Timur, Kamis (25/3/2021).

“Memutuskan, menetapkan saudara Raihan Ariatama sebagai ketua umum formatur terpilih PB HMI periode 2021-2023,” ujar pimpinan sidang dalam membacakan keputusannya yang disambut gegap gempita pendukung Raihan.

Menurut Raihan, kongres HMI harus menghasilkan gagasan yang memiliki nilai kontributif dan solutif bagi organasasi dan negara. Kongres ini harus menjadi ruang pertarungan gagasan antar berbagai kader terbaik himpunan.

Dalam paparan visi misinya, Raihan menawarkan empat program dalam memimpin PB HMI. Yakni HMI Digital, HMI E-40 (Empowerment HMI), HMI Incubator Enterpreneurship, dan HMI Perisai Kebangsaan.

“Dengan gagasan tersebut, HMI sebagai organisasi akan berdaya pada dirinya sendiri sekaligus berkontribusi bagi kemaslahatan ummat dan bangsa,” ujarnya.

Sebelum pemilihan, Raihan sempat mengatakan dia akan membawa HMI sebagai organisasi pengaderan sekaligus penyambung kepentingan rakyat. HMI, menurutnya, dapat menjadi mitra pemerintah tapi juga bisa menjadi oposisi, tergantung sejauh mana keberpihakan pemerintah kepada rakyat.

“Ada yang bilang HMI itu oposisi pada Istana. Bahkan ada pula yang bilang HMI itu dekat dengan Istana. Itu kan sebenarnya tergantung sudut pandang kita posisi HMI itu ada di mana,” katanya.

Raihan Ariatama yang diusung HMI Cabang Bulak Sumur – Sleman, terpilih menjadi Ketum PB HMI dengan perolehan 82 suara, disusul Muh Ichya Alimuddin 40 suara dari HMI Cabang Ciputat, dan Abdul Rabbi Syahrir dari HMI Cabang Bogor dengan 34 suara.

Kemudian, Muhammad Arimin dari Cabang Kutai Kertanegara 32 suara dan Muhammad Nur Aris Shoim dari Cabang Yogyakarta yang masing-masing memperoleh 13 suara. (***/Nurali)

Pilpres 2019 Sisakan Luka Politik, Elite Harus Minta Maaf Kepada Masyarakat

0

JAKARTA — Pemilihan Presiden (Piilpres) 2019 memang sudah berlalu 2 tahun lebih, namun perhelatan demokrasi itu telah menimbulkan luka politik yang mendalam, bahkan persaudaraan kebangsaan menjadi terganggu sampai saat ini, walaupun kedua kubu Calon Presiden kini bersatu dalam pemerintahan.

“Capres dan cawapres penantang keduanya kini menjadi menteri, bergabung dengan presiden yang terpilih. Tidak ada berkuasa dan tidak berkuasa, semua menjadi satu,” kata Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan dalam video di channel pribadi Youtube, Kamis (25/3/2021).

Namun di sisi lain, Zulhas–sapaan akrab mantan Ketua DPR RI menyebut, konsekuensi terbelahnya masyarakat menjadi kubu-kubu terlanjur terjadi. Bahkan, muncul benih-benih permusuhan dan kebencian yang ongkos sosial budayanya sangat tinggi.

“Polarisasi politik telah menimbulkan permusuhan dan kebencian yang meluas, ada cebong vs kampret, buzzer vs kadrun. Ini pun bisa terus tereskalasi menjadi pikiran us vs them,” katanya.

Istilah kami melawan mereka inilah, lanjut Zulhas, yang sangat membahayakan keutuhan Indonesia dalam berbangsa dan bernegara. “Saya merasa sedih melihat kondisi bangsa Indonesia yang terjadi saat ini,” imbuhnya.

Menurutnya lagi, Indonesia dalam menyelenggarakan demokrasi telah meninggalkan semangat musyawarah mufakat. Politik elektoral berubah menjadi ajang memperebutkan kekuasaan semata untuk berebut lobi dan pengaruh. Tak peduli masyarakat terpolarisasi secara hebat.

Pesta demokrasi yang terjadi selama ini, tambah Zulhas, mahal sekali ongkosnya bagi parpol maupun peserta pemilu. Akibatnya, menghasilkan pola-pola yang sifatnya transaksional sehingga merugikan dan membodohkan masyarakat.

Zulhas menilai pengkubuan ini tidak bisa dibiarkan. Karena itu, ke depan perlu adanya rekonsiliasi nasional untuk mengembalikan keutuhan Indonesia dalam berbangsa dan bernegara.

“Para elit politik harus meminta maaf kepada masyarakat dan berjanji tidak menggunakan lagi poltik identitas, politik agama dan SARA untuk suksesi kekuasaan. Masyarakat harus diajak bersatu kembali. Menguatkan kembali sila ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia,” pungkasnya. (***/Cok)

SMSI Punya Peran Strategis Dalam Pelaksanaan Pembangunan Nasional

0

BEKASI — Wakil Gubernur Jawa Barat (Wagub Jabar), Uu Ruzhanul Ulum, menyebutkan Serikat Media Siber Indonesia ((SMSI) sebagai wadah besar perusahaan media online di tanah air memiliki peran yang strategis di dalam pelaksanaan pembangunan.

Khususnya di Jawa Barat, lanjut Uu Ruzhanul, SMSI dapat menjadi mitra ideal dalam menginformasikan berbagai kebijakan pemerintah daerah serta kegiatan pembangunan yang sudah, sedang dan akan dilaksanakan.

Hal itu disampaikan Wagub UU Ruzhanul yang mewakili Gubernur Jabar Ridwan Kamil, saat membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) ke- IV Tahun 2021 SMSI Provinsi Jabar yang digelar di  Hal Hotel Grand Zuri, Jababeka, Kabupaten Bekasi, Rabu (24/03/2021).

“Kami memberikan apresiasi dan dukungan sepenuhnya kepada SMSI dan mudah-mudahan akan lebih maju ke depan. Tentunya, SMSI dapat memberikan kontribusi positif bagi kemajuan dan pembangunan Provinsi Jabae,” kata Uu Ruzhanul.

Ia pun berharap hasil Rakerda SMSI Jabar dapat melahirkan rumusan-rumusan program kerja, dan Pemprov Jabar selaku pemerintah daerah (Pemda) tentunya siap memfasilitasi jalinan kerjasama antara SMSI dengan Pemda kota dan kabupaten di Jabar.

“Saya harapkan pemerintah kota dan kabupaten bisa melakukan hal sama, menggandeng SMSI untuk mensukseskan program pembangunan di daerahnya masing-masing,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Umum SMSI, Firdaus dalam sambutannya mengatakan perusahaan media siber (online) yang telah bergabung dalam keanggotaan SMSI saat ini sudah mencapai lebih 1.300 perusahaan media siber yang tersebar di seluruh pelosok kabupaten maupun kota di Indonesia.

“SMSI merupakan sebuah organisasi tempat berhimpunnya perusahaan-perusahaan pers media online, ibarat sebuah tanaman SMSI ini belumlah seumur jagung, tapi Alhamdulillah, statusnya sudah resmi menjadi konstituen Dewan Pers,” tuturnya.

Ketua SMSI Jabar Hardiyansyah, menambahkan, bahwa di Provinsi Jabar, saat ini sudah terdaftar sebanyak 143 perusahaan media siber di bawah naungan SMSI. “Dan ini akan bertambah lagi, sebab kita masih terus memverifikasi perusahaan-perusahaan yang mendaftar,” katanya.

Sementara Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, B.N Holik Qodratullah yang turut hadir dalam pembukaan Rakerda, berharap di era digital saat ini, media-media yang tergabung dalam SMSI dapat memberikan informasi yang menyejukkan dan tidak membuat masyarakat kita terjerumus pada informasi yang tidak benar, berita bohong, apalagi berita yang menyesatkan

Mewakili Walikota Bekasi Rahmat Effendi yang berhalangan hadir, Walikota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono mengatakan, pihaknya berharap agar forum Rakerda ini akan menjadi konsulidasi daalm menyusun program-program SMSI yang bersinergi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi.

 “Mudah-mudahan Rakerda ini dapat menjadi konsolidasi menyusun program kemudian bisa menyiapkan langkah-langkah dalam rangka kemajuan Jawa Barat pada umumnya dan Kota Bekasi secara khusus,” ujarnya. (****)

KPK Cekal Pihak Terkait Korupsi Lahan Rumah DP 0, Ketua DPRD Sebut Peran Gubernur Anies

0

JAKARTA — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah meminta Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) untuk mencekal beberapa pihak yang terkait dengan kasus dugaan korupsi pengadaan tanah program rumah DP 0 Rupiah di Jakarta Timur.

“Pencekalan atau Pencegahan ke luar negeri tersebut tentu dalam rangka kepentingan kelancaran penyidikan. Apabila dibutuhkan untuk pemeriksaan mereka tetap berada di wilayah Indonesia,” jelas Plt. Juru Bicara KPK Ali Fikri dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu (24/3/ 2021).

Namun, KPK tidak menjelaskan lebih detail siapa saja pihak-pihak yang diminta untuk dicegah ke luar negeri tersebut. Ali berujar, pencegahan ke luar negeri terhadap beberapa pihak itu selama 6 bulan terhitung sejak 26 Februari 2021.

Terkait dengan kasus tersebut, dia mengatakan saat ini lembaganya belum dapat menyampaikan detail kasus dan mengumumkan pihak-pihak yang telah ditetapkan sebagai tersangka.

“Penyidikan dalam rangka mengumpulkan alat bukti masih terus dilakukan. Pada waktunya nanti akan kami sampaikan konstruksi perkara secara lengkap pada saat setelah penyidikan cukup dan upaya paksa penahanan terhadap para tersangka telah dilakukan,” jelasnya.

Dalam penyidikan kasus tersebut, KPK pada hari Rabu ini juga memanggil Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pembangunan Sarana Jaya nonaktif Yoory C. Pinontoan dan Direktur Pengembangan Perumda Pembangunan Sarana Jaya Denan Matulandi Kaligis sebagai saksi.

Diketahui bahwa Yoory sebelumnya telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut. Namun untuk pemeriksaan hari ini, KPK memanggilnya dalam kapasitas sebagai saksi.

Keterkaitan Gubernur

Sebelumnya pada akhir pekan lalu, Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi menyebutkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menerbitkan Keputusan Gubernur untuk mencairkan uang pembelian lahan untuk Rumah DP 0 Rupiah di Munjul, Pondok Rangon, Jakarta Timur.

Ia mengatakan pencairan uang untuk pembelian lahan itu berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 1.684 Tahun 2019 tentang Pencairan Penyertaan Modal Daerah Pada Perusahaan Daerah Pembangunan Sarana Jaya Tahun Anggaran 2019.

Kepgub itu memutuskan pencairan PMD ke Sarana Jaya pada tahun anggaran 2019 sebesar Rp 800 miliar dipakai untuk membeli lahan yang kini tengah diusut oleh KPK. Dalam Kepgub itu juga dijelaskan bahwa Direksi Sarana Jaya setelah menerima PMD tersebut harus melaporkan hasil pelaksanaan kepada Gubernur.

Kemudian, disebutkan bahwa Direksi Sarana Jaya harus menyampaikan laporan penyerapan penggunaan PMD secara periodik setiap 3 bulan kepada Gubernur dengan tembusan Inspektur, Kepala Badan Keuangan Daerah dan Kepala Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah. (***/CP)

Dua Pejabat BPN Diduga Terima Fee Mengurus HGU 50 M, KPK Jebloskan ke Sel

0

JAKARTA — Mantan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (Kanwil BPN) Kalimantan Barat dan Kanwil BPN Jawa Timur, Gusmin Tuarita dan Kabid Hubungan Hukum Pertanahan Kantor Wilayah BPN Jatim Siswidodo ditetapkan menjadi tersangka penerimaan gratifikasi dan pencucian uang.

Gusmin yang saat ini menjabat Inspektur Wilayah I Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) dan Siswidodo menjadi tersangka KPK sejak November 2019 dan kini ditahan di sel KPK. Gusmin diduga menerima gratifikasi dalam kapasitas Kepala

Wakil Ketua KPK Lili Pintauli Siregar, menyebutkan Gusmin diduga menerima gratifikasi senilai Rp 27 miliar dari para pemohon Hak Guna Usaha (HGU), sedangkan Siswidodo sebesar Rp 23 miliar. Sehingga totalnya mencapai Rp 50 miliar. Keduanya lalu menyamarkan penerimaan itu dalam bentuk lain.

Ditambahkannya, penerimaan gratifikasi tersebut, khususnya saat Gusmin memimpin BPN Kalbar, diduga berasal dari beberapa perusahaan yang meminta izin HGU untuk kepentingan lahan sawit.

“Saat di Kalbar, ini untuk beberapa HGU yang berhubungan dengan pembukaan lahan sawit untuk beberapa perusahaan,” ucap Lili dalam keterangannya di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (24/3/2021).

Sementara itu Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Karyoto, mengatakan penyidik belum bisa mengungkap perusahaan apa saja yang diduga memberikan gratifikasi. Sebab selama proses penyidikan, kedua tersangka selalu bungkam.

“Sampai saat ini yang bersangkutan masih menutup (perusahaan yang memberi gratifikasi). Mungkin karena saking banyaknya atau lupa jumlahnya berapa-berapa. Belum ada misal menujukkan perusahan ini untuk hak guna ini. Masih tahap kami kembangkan, mudah-mudahan kami bisa menemukan siapa pemberi,” jelas Karyoto.

Ia menambahkan, belum terungkapnya para pemberi gratifikasi lantaran kedua tersangka diduga menerima uang secara tunai lalu disetorkan ke rekening pribadi maupun keluarganya.

Sedangkan biasanya pihak pemberi terungkap apabila pemberian melalui transfer rekening. Gratifikasinya berapa dan perusahaannya apa yang memberikan, lanjutnya, ini yang agak sulit menelusurinya.

“Karena ini tracing perbankan dari yang bersangkutan memasukkan, bukan dari yang bersangkutan menerima melalui beberapa nomor rekening. Tapi penerimaannya itu dalam bentuk cash, oleh yang bersangkutan dimasukkan ke bank,” pungkas Karyoto. (**/Husni)

Jokowi Menolak, Megawati Ledek Pencetus Wacana Jabatan Presiden 3 Periode

0
Ketum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri

JAKARTA — Ketum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyinggung soal wacana jabatan Presiden 3 periode yang seolah-olah merupakan keinginan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan parpol pendukungnya. Padahal itu adalah keinginan pihak yang menghembuskan wacana tersebut.

Hal itu dikemukakan putri sulung Proklamator Kemerdekaan RI Soekarno itu saat berpidato di peluncuran bukunya yang berjudul: “Merawat Pertiwi, Jalan Megawati Soekarnoputri Melestarikan Alam,” di Jakarta (24/3/2021).

Megawati mengatakan, ada sebagian orang yang sengaja menciptakan isu bahwa Jokowi ingin menjabat presiden 3 periode setelah masa jabatannya berakhir pada 2024..

“Hari ini Pak Jokowi dikocok berkeinginan menjabat 3 periode. Padahal orang yang ngomong itu yang ingin sebetulnya suatu hari 3 periode,” kata Megawati dengan nada tegas.

Dan dilihat dari konstitusi negara, kata Ketua Dewan Pengarah Badan Pengamalan Ilmu Pancasila (BPIP) itu, aturan main soal jabatan Presiden sudah diatur di UUD 1945. Aturan ini pun tidak bisa sembarangan diubah.

“Aturan mainnya sudah ada loh, memang Presiden bisa terus mengubah keputusan atau Undang-Undang secara konstitusi? Kan tidak bisa begitu ,” kata Megawati.

“Di sini saya blend masalah tanaman, ilmu pengetahuan, politik. Ini bagian dari menceramahi kalian. Jangan asal duduk saja,” lanjut Megawati sambil tersenyum.

Sebelumnya, menanggapi wacana yang malah dilontarkan barisan oposisi itu, Presiden Jokowi sudah kembali menegaskan sikapnya tidak menginginkan menjabat Presiden selama 3 periode.

“Saya tegaskan, saya tidak ada niat, tidak berminat juga menjadi presiden tiga periode. Konstitusi mengamanatkan dua periode. Itu yang harus kita jaga bersama-sama,” kata Jokowi di Istana Merdeka pada Senin (15/3) lalu. (**/CP)