Selasa, 23 April 2024

Dianggap Playing Victim, SBY dan AHY Dituding Penyebab Kegaduhan Politik

BOGOR — DPP Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang yang dipimpin Jendral Purn Moeldoko menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat di tanah air dan juga kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi ) menyusul terjadinya kegaduhan setelah penyelenggaraan KLB di Deli Serdang-Sumatera Utara.

“Kami atas nama DPP Partai Demokrat menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat Indonesia dan kepada pemerintahan Bapak Jokowi atas kegaduhan dan keresahan yang tidak perlu terjadi,” kata juru bicara Demokrat versi KLB, M Rahmad, di areal bekas proyek wisma atlet Hambalang, Sentul, Kabupaten Bogor, Kamis (25/3/2021).

Rahmad mengatakan, agar kegaduhan dan keresahan ini tidak terjadi lagi, maka pihaknya harus menyampaikan apa yang sesungguhnya terjadi di Partai Demokrat. Sehingga dengan demikian, masyarakat dapat melihat dan menilai langkah-langkah konkret yang harus dilakukan bersama-sama untuk memperbaiki Demokrat.

Baca Juga :  DPD RI Inginkan Presidential Threshold 20 Persen Dihapus

Selain itu, Rahmad juga menyebut SBY dan AHY tengah memainkan playing victim seolah-olah menjadi pihak yang terzalimi dan mencitrakan diri kepada masyarakat bahwa Demokrat dan demokrasi harus diselamatkan.

“SBY dan AHY juga telah melakukan tindakan brutalitas terhadap kader-kader Partai Demokrat di kabupaten/kota dan provinsi di seluruh Indonesia, dengan memaksa kader menandatangani surat pernyataan yang disertai dengan ancaman pemecatan,” tuturnya.

Menurut Rahmad, pernyataan dan cara yang dilakukan kubu AHY yang telah menimbulkan kegaduhan dan keresahan masyarakat dan Jokowi, khususnya di tengah penanganan pandemi Covid-19.

“Pernyataan dan cara-cara SBY dan AHY sungguh telah menimbulkan kegaduhan dan keresahan di tengah masyarakat kita di saat bangsa Indonesia dan pemerintahan Bapak Jokowi sedang bersungguh-sungguh mengatasi pandemi COVID-19 dan berusaha membangun sendi-sendi kehidupan nasional,” pungkasnya. (CP/***)

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini