AMSTERDAM – Menyusul potensi ancaman pembunuhan akibat kebijakan memerangi mafia atau organisasi kejahatan, Dinas Keamanan Kerajaan dan Diplomatik serta Kepolisian Belanda kini tengah melakukan upaya ekstra untuk mengamankan Perdana Menteri Mark Rutte yang berkeras menolak tindakan pengamanan yang berlebihan terhadap dirinya.
Tindakan khusus pengamanan fisik Mark Rutte menjadi sangat penting dan bahkan topik terhambat di negeri kincir angin itu, setelah polisi menerima sinyal tentang kemungkinan serangan mematikan oleh penjahat yang terkait dengan perdagangan narkoba terhadap Mark.
Meski sebenarnya kekerasan senjata di Belanda jarang terjadi, pembunuhan dan kekerasan yang terkait dengan perdagangan narkoba telah menjadi hal biasa dalam beberapa tahun terakhir. Itu terjadi karena persaingan bos sindikat narkoba dalam memperebutkan wilayah.
Sebuah sumber pemerintah, yang berbicara dengan syarat anonim, membenarkan laporan tersebut di surat kabar De Telegraaf pada Selasa 28 September 2021. Namun Otoritas keamanan nasional Belanda menolak mengomentari laporan tersebut.
“Keselamatan dan perlindungan adalah masalah yang tidak pernah dibahas di depan umum, itu merupakan ranah khusus pihak keamanan dalam negeri,” kata seorang pejabat berwenang terkait laporan itu.
Mark Rutte, yang memimpin pemerintahan konservatif telah bersumpah untuk memberantas kejahatan terorganisir, selalu berusaha mempertahankan tingkat perlindungan pribadi yang terbatas sejak menjabat sebagai perdana menteri hampir 11 tahun yang lalu.
Dia figur yang sederhana dan sering terlihat bersepeda dari rumahnya dan gedung-gedung pemerintah di Den Haag. Pengawal pribadinya tidak terlihat mencolok, sehingga dia sering didekati oleh orang yang lewat ingin berfoto selfie dengannya atau mengobrol.
Sementara itu, Badan Intelijen Belanda mendapat informasi penting bahwa Mark Rutte sedang diawasi oleh pars pengintai dari organisasi kejahatan besar. Intelijen menganalisa sangat mungkin Mark diserang atau dibunuh, pada bulan ini atau di bulan Oktober.
Karena Mark Rutte suka bersepeda ke tempat kerja dan berjalan kaki di antara pertemuan, bahkan dalam pertemuan internasional, dinas keamanan ingin memberinya keamanan yang terlihat selama bersepeda dan berjalan kaki.
Namun Mark Rutte menolak dan menganggap informasi itu tidak cukup konkret. Dia tidak menginginkan keamanan yang mencolok. Sebab dia ingin memastikan dirinya dan negaranya dalam keadaan aman dalam setiap kesempatan.
Penolakan Rutte untuk keamanan ekstra menyebabkan kegalauan dan kekuatiran para pejabat dinas keamanan, yang secara internal mengeluh bahwa perdana menteri menempatkan kepentingannya sendiri di atas kepentingan nasional.
Sementara harian Netherland Times melaporkan, baru-baru ini Pieter-Jaap Aalbersberg, Koordinator Nasional untuk Kontra-Terorisme dan Keamanan (NCTV), bertemu dengan Mark Rutte dan meyakinkannya agar mau menerima keamanan tambahan. Sejak itu pengawal tambahan dari Royal and Diplomatic Security Service (DKDB) dikerahkan untuk mengawasi Mark Rutte. (***/Ded)