Kabarindo24jam.com | Jakarta –
Dua jabatan penting di lingkup Markas Besar TNI Angkatan Udara (TNI AU), yakni Asisten Operasi (Asops) KSAU dan Kepala Dinas Survei dan Pemotretan Udara TNI Angkatan Udara (Kadispotrudau)
, resmi berganti pimpinan saat digelar upacara serah terima jabatan (sertijab) yang dipimpin langsung Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI M. Tonny Harjono di Jakarta, Senin (16/6/2025).
“Acara sertijab ini dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/667/V/2025 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan Tentara Nasional Indonesia,” tulis TNI AU dikutip dari keterangannya di Instagram @militer.udara, Selasa (17/6).
Usai sertijab, jabatan Asops KSAU resmi diemban Marsekal Pertama (Marsma) Suliono untuk menggantikan pejabat lama yaitu Marsekal Muda (Marsda) Minggit Tribowo, yang akan menempati posisi baru sebagai Panglima Komando Operasi Udara Nasional (Pangkoopsudnas). Dengan jabatan barunya, Suliono otomatis mendapat kenaikan pangkat menjadi Marsda.
Sementara itu, Jabatan Kadispotrudau diserahterimakan dari Marsma TNI Tyas Nur Adi kepada Marsma TNI Ferdinand Roring. Atas jabatan baru yang diamanahkan, KSAU Tonny Harjono meminta kepada Asops KSAU dan Kadispotrudau agar dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya dan profesional.
Sementara itu, TNI Angkatan Laut juga menggelar upacara sertijab komandan KRI Nagapasa-403 di dermaga kapal selam, Surabaya, Senin (16/6). Upacara tersebut dipimpin oleh Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) Koarmada II Kolonel Laut (P) Ansori
Jabatan komandan KRI Nagapasa-403 yang sebelumnya dijabat oleh Letkol Laut (P) Joko Ariyanto diserahkan kepada penggantinya, yaitu Letkol Laut (P) Ardi Pradana. “Pergantian jabatan komandan KRI merupakan pembaharuan semangat dan penyegaran pemikiran sebagai rangkaian pembinaan personel TNI AL,” ujar Ansori dikutip dari keterangan Dispen Koarmada II, Selasa (17/6/2025).
Lebih lanjut, Ansori mengatakan tugas satuan kapal selam Indonesia di masa mendatang penuh dengan tantangan dan memerlukan perhatian khusus. “Semua alutsista dituntut setiap saat siap hadir di laut untuk menegakkan dan mempertahankan kedaulatan serta mengamankan wilayah perairan yuridiksi nasional,” katanya.
KRI Nagapasa-403 adalah kapal selam buatan Korea Selatan yang tiba di Indonesia tepatnya di dermaga kapal selam Koarmada II, Surabaya, pada 28 Agustus 2017. KRI Nagapasa-403 memiliki panjang 61,3 meter, lebar 7,6 meter, dan dapat melaju dengan kecepatan 21 knot di bawah air. Kapal selam ini mampu berlayar lebih dari 50 hari dan menampung 40 kru untuk menunjang fungsi.
Selain itu, KRI Nagapasa-403 dipersenjatai torpedo dengan fasilitas delapan buah tabung peluncur yang mampu menembakkan torpedo 533 mm dan peluru kendali antikapal permukaan. Hal ini dikarenakan kapal selam adalah salah satu alutsista bernilai strategis dan memiliki efek deteren yang tinggi. (Man/*)